Tutur

Pesan dari Gubernur: Sungai Harus Dimuliakan, Bukan Dihina

BOGOR – Di bawah langit senja Kota Bogor, suara tawa anak-anak bercampur riuh tepuk tangan mengiringi lantunan musik Sunda di Lapangan Softball GOR Pajajaran. Malam itu, bukan hanya tentang pertunjukan seni dan budaya—tetapi tentang pesan mendalam dari seorang pemimpin yang datang membawa harapan: Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dalam edisi ke-16 program Abdi Nagri Nganjang Ka Warga, Dedi Mulyadi hadir tidak sekadar memberi sambutan. Ia datang dengan misi yang lebih besar—menyampaikan pesan lingkungan yang menyentuh akar budaya Sunda.

“Orang Sunda itu punya gunung. Gunung ada sungai. Sungai mengalir ke muara. Dan di sepanjang jalur itu, tidak boleh ada sampah,” ucap Dedi lantang, mengundang tepuk tangan dari warga Bogor yang memadati lokasi.

Dengan gaya khasnya yang sederhana tapi mengena, Dedi menyampaikan bahwa sungai bukan sekadar aliran air. Ia adalah urat nadi kehidupan dan bagian dari identitas masyarakat Sunda. Maka, sungai harus dimuliakan, bukan dihina dengan limbah dan sampah.

“Limbah rumah tangga, limbah pabrik, semua tidak boleh dibuang ke sungai. Kita harus belajar menghormati air, menghormati alam,” tegasnya.

Program Abdi Nagri Nganjang Ka Warga memang dirancang sebagai forum dialog langsung antara pemimpin dan masyarakat. Namun kali ini, nuansanya lebih dalam. Dedi tak hanya bicara kebijakan, tapi menyentuh sisi emosional warga—tentang pentingnya menjaga harmoni dengan alam.

Ia juga mengumumkan bahwa pada awal Agustus nanti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar lomba kebersihan lingkungan, sekaligus mengevaluasi kemajuan pembangunan daerah melalui indeks pembangunan manusia (IPM) dan aspek lainnya.

Tak lupa, Gubernur juga memaparkan sejumlah program unggulan lain, mulai dari pendidikan, pembangunan, sosial-ekonomi, hingga penataan lingkungan. Semuanya dirancang agar pembangunan tak hanya maju secara fisik, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai budaya dan keberlanjutan lingkungan.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyambut baik pesan yang disampaikan Gubernur. Baginya, malam itu bukan hanya soal program pemerintah, tapi sebuah pencerahan untuk warga.

“Ini bukan sekadar kunjungan, tapi pembelajaran bagi kita semua. Seni budaya yang ditampilkan juga luar biasa. Menambah wawasan warga Bogor yang cinta budaya Sunda,” ujarnya.

Malam pun beranjak larut. Tapi pesan dari Dedi Mulyadi tetap membekas: jangan biarkan sungai menjadi tempat buangan. Jadikan ia cermin dari kemuliaan manusia terhadap alam.

Sumber: Humas Pemkot Bogor

Editor

Recent Posts

Padu Padan Festival Kuliner Pedas (Fedas) dan Roadshow Pelayanan Publik

SATUJABAR, GARUT - Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, secara resmi membuka pelaksanaan Roadshow Pelayanan Publik…

3 menit ago

Tradisi Saptuan, Ikhiar Menghidupkan Geoteater Rancakalong Sumedang

Gelaran Ekosistem Budaya Kasumedang menghidupkan panggung Geoteater Rancakalong, Sabtu (15/11/2025). Beragam kesenian seperti Terbangan, Tarawangsa,…

8 menit ago

Kampanye Literasi Buku Lewat Musik Ala Disarpus Kota Bandung

SATUJABAR, BANDUNG - Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung menghadirkan pendekatan baru dalam menggaungkan…

22 menit ago

10 Kreator Terbaik Diganjar Penghargaan Oleh Pemkot Bandung, Siapa Saja?

SATUJABAR, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan penghargaan kepada sepuluh kreator terbaik dalam gelaran…

26 menit ago

Piala Presiden Bulutangkis U-15 2025: Kota Bandung Gudangnya Para Juara

SATUJABAR, BANDUNG - Kota Bandung kembali menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi. Kali ini, Final…

31 menit ago

Di Bandung Wamenpora Taufik Hidayat Tutup Turnamen Piala Presiden Bulutangkis U-15

SATUJABAR, BANDUNG - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Wamenpora RI) Taufik Hidayat berharap…

39 menit ago

This website uses cookies.