Uang rupiah (pixabay)
BANDUNG – Bank Indonesia (BI) menghadapi tantangan dari kondisi perekonomian global dan domestik dalam menanggapi perkembangan nilai tukar Rupiah.
Pada akhir perdagangan Kamis, 20 Juni 2024, Rupiah ditutup pada level Rp16.425 per dolar AS, sementara Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 7,104%.
Penguatan DXY mencapai 105,59, sedangkan Yield US Treasury Note (UST) 10 tahun naik ke 4,259%.
Pada pagi Jumat, 21 Juni 2024, Rupiah dibuka pada level Rp16.440 per dolar AS, dengan Yield SBN 10 tahun naik ke 6,18%.
Aliran modal asing selama Minggu III Juni 2024 menunjukkan nonresiden melakukan jual neto Rp0,78 triliun, terdiri dari jual neto Rp1,42 triliun di pasar saham, beli neto Rp0,45 triliun di SBN, dan beli neto Rp0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Data setelmen hingga 20 Juni 2024 mencatat bahwa selama tahun 2024, nonresiden melakukan jual neto signifikan di pasar SBN dan saham, namun melakukan pembelian neto besar di SRBI.
BI terus mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi kebijakan untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang berubah-ubah.
Sumber: Bank Indonesia
SATUJABAR, MAJALENGKA--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan prihatin atas kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),…
SATUJABAR, BANDUNG--Berkas perkara penyidikan oknum Dokter Priguna Anugerah Pratama, tersangka kasus pemerkosaan, sudah dinyatakan lengkap…
CIBINONG - Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut gelaran Hari Jadi Bogor (HJB) Run 2025 sebagai…
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima ucapan selamat Iduladha 1446 Hijriah/2025 Masehi secara…
SATUJABAR, BANDUNG – Pasangan ganda putra Indonesia Sabar Karyawan Gutama/Reza Pahlevi mampu mengalahkan pasangan Malaysia…
BRASILIA, Brasil - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo resmi menandatangani…
This website uses cookies.