Ilustrasi senjata api.(Foto:Istimewa).
BANDUNG – Penembakan 5 Pekerja Migran Indonesia menuai kecaman dari sejumlah pihak termasuk
Migran Care.
Koordinator Bantuan Hukum Migrant CARE Nurharsono mengecam keras tindakan penembakan APMM (Agency Maritim Malaysia) terhadap pekerja migran Indonesia di permainan Tanjung Rhu.
Apapun alasannya penembakan terhadap pekerja migran Indonesia yang mengakibatkan satu nyawa hilang dan yang lainnya mengalami luka-luka merupakan pelanggaran HAM dan harus di usut tuntas.
“Sebab pekerja migran Indonesia bukanlah penjahat criminal,” katanya kepada awak media.
Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa Malaysia sejak dulu hingga sekarang tidak ramah bagi pekerja migran Indonesia.
Peristiwa penembakan tersebut bukan kali ini saja saja, pada tahun 2012 ada 5 pekerja migran Indonesia asal Nusa Tenggara Barat (NTB) juga di tembak mati oleh polisi Diraja Malaysia dengan tuduhan kriminal
Migrant CARE menyampapikan duka mendalam bagi keluarga korban penembakan dan mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan langkah-langkah diplomatik atau juga dipertimbangkan langkah penghentian penempatan PMI ke Malaysia.
Selain itu juga mendorong pemerintah Indonesia untuk mengawal pemerintah Malaysia dalam melakukan pengusutan dan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut hingga ke proses hukum.
SATUJABAR, MAJALENGKA--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan prihatin atas kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),…
SATUJABAR, BANDUNG--Berkas perkara penyidikan oknum Dokter Priguna Anugerah Pratama, tersangka kasus pemerkosaan, sudah dinyatakan lengkap…
CIBINONG - Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut gelaran Hari Jadi Bogor (HJB) Run 2025 sebagai…
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima ucapan selamat Iduladha 1446 Hijriah/2025 Masehi secara…
SATUJABAR, BANDUNG – Pasangan ganda putra Indonesia Sabar Karyawan Gutama/Reza Pahlevi mampu mengalahkan pasangan Malaysia…
BRASILIA, Brasil - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo resmi menandatangani…
This website uses cookies.