(FOTO: Humas Kota Bandung)
BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama sejumlah mitra strategis mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Penyusunan Grand Design Pangan di Hotel Aryaduta pada Jumat, 2 Agustus 2024. Ini adalah kali pertama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung merumuskan dokumen strategis dengan melibatkan sepenuhnya pihak eksternal.
Kolaborasi dalam kegiatan ini melibatkan Universitas Parahyangan, Rikolto Indonesia, serta Milan Urban Food Policy Pack (MUFPP). Penjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dharmawan, menyambut baik kegiatan ini. Ia menekankan bahwa FGD ini selaras dengan dukungan Pemkot Bandung terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk tujuan-tujuan seperti penghapusan kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
“Ketahanan pangan yang kuat ditandai oleh kemandirian pangan yang tinggi dalam menjamin kebutuhan pangan di tingkat nasional, daerah, maupun rumah tangga,” ujar Dharmawan. Ia juga mengingatkan pentingnya stabilitas harga pangan dan aksesibilitas bagi masyarakat.
Dharmawan menambahkan, dukungan dari berbagai pihak sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan di Kota Bandung. FGD ini dianggap sebagai langkah krusial dalam merumuskan Grand Design Pangan yang akan menjadi acuan bagi OPD terkait untuk mengimplementasikan strategi Pemkot Bandung.
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, mengungkapkan bahwa Grand Design Pangan ini dirancang untuk memperjelas komitmen Pemkot Bandung dalam membangun sistem pangan hingga tahun 2030. “Grand Design ini akan menjadi acuan dan pola tindak kita dalam memperkuat ketahanan pangan,” ungkap Gin Gin.
Gin Gin juga menyatakan kebanggaannya atas terlibatnya pihak luar pemerintah dalam penyusunan dokumen ini. “Kami bangga bisa melibatkan berbagai pihak. Kota Bandung terhubung dengan jejaring global untuk memperkuat ketahanan pangan dan memiliki inisiatif seperti Buruan Sae yang menjadi contoh dunia,” katanya.
Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, Pemkot Bandung juga baru-baru ini menjadi tuan rumah Asean Summer School, yang merupakan kerja sama antara berbagai kota di ASEAN dan MUFPP. Ketua Program Rikolto Indonesia, Noni Kaban, memuji keberhasilan Kota Bandung dalam mewujudkan kantin sehat yang dapat menjadi contoh bagi kota lain.
“Bandung memiliki banyak modal dari segi akademisi dan pelaku yang telah berkolaborasi dalam berbagai riset sejak 2018, termasuk survei konsumsi pangan, produksi, dan aplikasi berbagi pangan,” ujar Noni dilansir situs Pemkot Bandung.
Kepala Sekretariat MUFPP, Filippo Gavazzeni, juga mengungkapkan kebanggaannya terlibat dalam penyusunan Grand Design Pangan Kota Bandung. Ia berharap Kota Bandung bisa menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dan Asia. “Kota Bandung bisa menjadi contoh bagi kota-kota di seluruh dunia,” pungkas Filippo.
SATUJABAR, BANDUNG--Kasus keracunan massal makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat tertinggi hinga…
SATUJABAR, JAKARTA--Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya mengusut kasus keracunan makanan program Makan Bergizi…
SATUJABAR, SUKABUMI--Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa Reni Rahmawati, 23 tahun, mulai menemui…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Sabtu 27/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…
SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan komitmennya dalam mendukung ekosistem konten…
SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajak Himpunan Humas Hotel (H3) Indonesia untuk turut aktif…
This website uses cookies.