Tutur

Pasanggiri Longser Garut 2024 Digelar untuk Pelestarian Budaya Sunda

BANDUNG – Komunitas Budaya Posstheatron, bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Garut, menggelar Pasanggiri Longser Garut 2024 di Gedung Art Center, Jalan Proklamasi, Kecamatan Tarogong Kidul Kamis 24 Oktober 2024.

Acara ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan seni budaya Longser, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya Sunda.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Luna Aviantrini, mengungkapkan pentingnya budaya sebagai identitas bangsa dan benteng moral.

“Pelaku seni budaya adalah pengawal kebudayaan itu sendiri. Pasanggiri Longser ini dapat menjadi wadah untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan para seniman serta sebagai bentuk penghargaan bagi insan budaya yang berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan di Garut,” kata Luna seperti dikabarkan Humas Pemkab Garut.

Luna menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari pelestarian dan perlindungan kebudayaan, serta pengembangan dan pemanfaatan budaya secara terpadu. Ia berharap kolaborasi antara Pemkab Garut dan seniman budaya semakin solid dan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian budaya, khususnya budaya Sunda.

“Harapan kami, di masa mendatang kegiatan ini dapat menjadi event unggulan Kabupaten, bahkan dapat ditingkatkan hingga ke tingkat Jawa Barat,” ujarnya.

Deni Pahru, pelaksana acara, menjelaskan bahwa Longser adalah kekayaan budaya masyarakat Sunda yang mulai diperkenalkan pada tahun 1950-1960an. Namun, seni Longser kini mulai dilupakan. Deni bertekad menghidupkan kembali seni ini melalui Pasanggiri Longser. Ia mengapresiasi APDESI Kabupaten Garut yang peduli terhadap kesenian dan kebudayaan.

“Pasanggiri Longser ini diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat untuk mengapresiasi seni Longser dan mendorong pegiat seni untuk terus berkarya,” ungkapnya.

Acara ini diikuti oleh berbagai komunitas seni dari berbagai kecamatan, baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Setiap grup diberikan waktu 30-45 menit untuk menampilkan pertunjukan yang mengangkat cerita-cerita lokal Garut, seperti Dalem Boncel, Prabu Kian Santang, dan Sasakala Situ Bagendit.

“Semua peserta harus menampilkan pentas secara utuh dan menarik dari cerita yang ada di sekitar seputar Garut,” tandas Deni.

Editor

Recent Posts

Pasar Malem Narasi, Diapresiasi Sebagai Wadah Kolaborasi Pegiat Ekonomi Kreatif

SATUJABAR, JAKARTA Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengapresiasi Pasar Malem Narasi di…

2 jam ago

5 Pelaku Penganiayaan Dokter di Indramayu Ditangkap

SATUJABAR, INDRMAYU--Polres Indramayu, Jawa Barat, menangkap lima pria yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang…

2 jam ago

Harga Emas Senin 27/10/2025 Rp 2.327.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 27/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.327.000…

4 jam ago

Bangunan Pesantren di Bandung Barat Diterjang Longsor, Santriwati Tewas

SATUJABAR, BANDUNG--Bangunan Ponpok Pesantren (Ponpes) Attohiriyah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, roboh diterjang reruntuhan…

7 jam ago

Rekomendasi Saham Senin (27/10/2025) Emiten Jawa Barat

SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Senin (27/10/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…

8 jam ago

Menbud Revitalisasi Situs Batutulis, Wujudkan Museum Pajajaran di Kota Bogor

SATUJABAR, BOGOR - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, mengatakan akan melakukan revitalisasi atau renovasi bangunan…

8 jam ago

This website uses cookies.