Pangandaran Gelar Apel Kesiapsiagaan Darurat Kekeringan dan Simulasi Evakuasi Potensi Megathrust

BANDUNG – Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengingatkan warga Pangandaran untuk tidak lengah terhadap potensi bencana.

Dalam apel kesiapsiagaan darurat kekeringan dan simulasi potensi megathrust yang digelar pada Kamis (5/9) di halaman Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata, Pangandaran, Lilik menyatakan, “Jangan lengah, jangan lupa, tahun 2006 Pangandaran pernah dihantam oleh tsunami. Ini menjadi pelajaran yang mahal karena banyak korban jiwa, ada kerusakan, dan Pangandaran lumpuh.”

Acara ini diadakan serentak di empat kabupaten, yaitu Pangandaran, Kepulauan Mentawai, Pandeglang, dan Cilacap, dengan tujuan melatih dan membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap gempa dan tsunami di kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.

Lilik menegaskan pentingnya kesiapsiagaan sebagai kunci hidup berdampingan dengan risiko bencana.

“Kesiapsiagaan ini memastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi dan memastikan pemerintah daerah bisa memfasilitasi masyarakat untuk melakukan upaya supaya mereka selamat,” katanya dilansir situs BNPB.

Apel ini dimulai pukul 10.00 WIB dan diikuti oleh 400 personel gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, Pramuka, serta masyarakat setempat. Selain personel, sejumlah armada dan peralatan juga disiagakan, seperti mobil komunikasi, mobil dapur umum, truk sampah, mobil tangki air, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran.

Simulasi Evakuasi Gempa dan Tsunami

Simulasi evakuasi mandiri yang dilakukan pada hari itu adalah upaya untuk membangun budaya kesiapsiagaan. Simulasi ini mencakup skenario evakuasi mandiri gempa dan tsunami bagi wisatawan dan warga yang berada di tepi pantai Pangandaran.

Skenario simulasi menggambarkan terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 8,8 di zona megathrust pantai selatan Pulau Jawa pada Kamis, 5 September 2024, pukul 10.00 WIB. Gempa dirasakan dengan kekuatan VI-VIII MMI selama sekitar 46 detik di seluruh Kabupaten Pangandaran. Pusat Data dan Operasi (Pusdalops) menerima laporan dari BMKG dan menyebarkannya melalui peralatan WRS Gempa dan sirene peringatan dini.

Warga yang berada di pantai segera menuju TES Pasar Wisata setelah menerima informasi potensi tsunami. Setelah menunggu, mereka diberitahu bahwa peringatan telah berakhir dan dapat kembali melanjutkan aktivitas, meski tetap siaga terhadap kemungkinan gempa susulan.

TES Pasar Wisata, yang dibangun pada 2016 dan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pangandaran pada 2019, berfungsi sebagai tempat evakuasi dari potensi tsunami. Bangunan berlantai empat berwarna oranye ini terletak satu kilometer dari pantai, di Jalan Bulak, Pananjung, dengan ketinggian 16 meter.

Dukungan BNPB

Untuk mendukung kesiapsiagaan, BNPB memberikan bantuan operasional senilai 200 juta rupiah berupa dana siap pakai serta logistik dan peralatan. Bantuan ini mencakup 200 paket sembako, 200 paket hygiene kit, 200 lembar selimut, 200 lembar matras, 50 lembar kasur lipat, 30 unit velbed, 2 unit genset, 2 unit light tower, 4 unit tenda pengungsi, dan 30 unit tenda keluarga. Bantuan ini diserahkan oleh Lilik Kurniawan kepada Asisten Daerah Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana.