BANDUNG: Menteri pariwisata anggota G20 bersama World Tourism and Travel Council (WTTC) dan UNWTO melakukan pertemuan.
Pertemuan itu membahas upaya strategis dalam menciptakan lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Sejumlah hal dipaparkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Dia mengatakan terdapat persepsi yang menyebutkan bahwa pekerjaan di bidang pariwisata seperti di hotel atau restoran bukanlah pekerjaan yang layak.
Mereka sering dianggap memiliki jalur karier terbatas dan upah yang sedikit.
“Jika sebelum pandemi COVID-19, kita hanya memikirkan kuantitas, kali ini kita juga harus memikirkan kualitas pekerjaan di bidang pariwisata. Hal ini sesuai dengan pilar pertama G20 Bali Guidlines yang mempertimbangkan penciptaan lapangan kerja yang baik di bidang pariwisata melalui berbagai instrumen kebijakan termasuk meningkatkan keterampilan dan kewirausahaan SDM pariwisata,” katanya.
Indonesia menargetkan 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di tahun 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di tahun 2024.
Ia menekankan pentingnya upaya menyatukan peran pemerintah dan swasta untuk berkolaborasi dengan baik.
Sehingga memungkinkan calon insan pariwisata mendapat pekerjaan yang layak, aman, adil, dan produktif.
Upaya yang bisa ditempuh yakni mengatasi kesenjangan keterampilan.
Pekerjaan yang lebih layak cenderung memiliki persyaratan keterampilan yang lebih tinggi.
“Pemerintah dan swasta perlu memiliki kolaborasi yang lebih kuat agar mampu membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan swasta.”
Kemudian, dibutuhkan standar perlindungan pekerja yang lebih adil di bidang pariwisata.
Termasuk dalam hal upah, keseimbangan kehidupan kerja, dan kemungkinan manfaat lainnya.
“Pemerintah perlu meningkatkan standar ketenagakerjaan dengan berkonsultasi bersama serikat pekerja dan bisnis di sektor swasta dengan cara yang dapat mendukung pekerja dengan lebih baik tanpa meninggalkan daya saing sektor pariwisata,” kata Sandiaga.
Lalu, memfasilitasi pelaku pariwisata dengan berbagai insentif yang diperlukan dalam menunjang pengembangan diri SDM. Dengan begitu harapannya mereka mampu mendapat lapangan kerja yang lebih baik dan lebih layak.
“Hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama sektor swasta untuk menyusun program yang dapat memacu pertumbuhan produktivitas di bidang pariwisata seperti perusahaan teknologi pariwisata yang dapat menghasilkan pekerjaan di bidang data science atau pemasaran digital. Karena saya yakin, sektor swasta memiliki peran strategis dalam membantu pemulihan pariwisata pascapandemi,” ujarnya.
President and CEO WTTC Julia Simpson menambahkan salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan dari pertemuan para Menteri Pariwisata G20 dan pihak swasta adalah menjelaskan nilai sektor pariwisata berbasis masyarakat dalam hal nilainya terhadap keberlanjutan.
Whoosh telah mengoperasikan 48 perjalanan kereta per hari dengan jumlah penumpang mencapai rata-rata 21 ribu…
Kontrol terhadap tabung elpiji 3 kg yang telah diisi dilakukan dengan menimbang seluruh tabung elpiji…
Sebanyak 160 SPKLU dengan total 287 charger telah tersedia di berbagai lokasi di Jakarta dan…
SATUJABAR, JAKARTA-- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto,…
BANDUNG - Dishub Kota Bandung gelar ramp check atau uji kelayakan kendaraan untuk memastikan angkutan…
BANDUNG - Tumpukan sampah di Pasar Caringin, Kota Bandung, terus menjadi perhatian serius bagi Pemerintah…
This website uses cookies.