Ilustrasi penderita gangguan jiwa. (foto: istimewa)
Di sini (sentra, red) sifatnya sementara untuk rehabilitasi, harus kembali ke keluarga, kalau tidak kembali ke keluarga tidak sehat.
SATUJABAR, SUKABUMI — Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memberikan motivasi kepada penghuni Sentra Phalamartha Sukabumi, Jawa Barat. Penghuni tempa ini sebagian besar merupakan penderita gangguan jiwa. Mensos berharap, mereka untuk segera pulang ke rumah setelah sembuh.
“Di sini sifatnya sementara untuk rehabilitasi, harus kembali ke keluarga, kalau tidak kembali ke keluarga tidak sehat,” ujar Mensos, Senin (18/11/2024).
Gus Ipul menekankan pentingnya mereka memiliki semangat untuk sehat, sembuh, dan hidup normal agar dapat kembali ke keluarga. Menurut dia, salah satu indikator kesuksesan suatu sentra yakni keberhasilan dalam merehabilitasi para penghuninya sehingga mampu berdikari dan kembali berkontribusi untuk keluarganya.
“Indikator keberhasilan suatu sentra itu sudah berapa orang yang direhabilitasi dan bisa bekerja dengan baik, tetapi kalau lama di sini, ngendon (menumpang) tidak keluar-keluar, berarti sentranya tidak sukses,” tuturnya.
Salah seorang penderita gangguan jiwa halusinasi yang berdialog dengan Mensos, Syahdu (14 tahun), yang berasal dari Lampung bercerita, bahwa dirinya telah berada di sentra tersebut selama dua tahun.
“Saya istirahat di sini biar banyak keterampilan, ada jahit, pangkas, komputer, pojok digital, saya sekarang mau menekuni jahit dan komputer,” ujar dia.
Syahdu mengatakan, sempat merasa betah tinggal di sentra. Namun setelah berdialog dengan Mensos, dia bertekad untuk kembali dan membantu orang tuanya.
“Dua tahun di sini saya sudah membaik, saya di sini agak betah,” katanya.
Gus Ipul kemudian menimpali pernyataan tersebut dan menekankan bahwa sentra bersifat sementara untuk rehabilitasi, tidak untuk jangka panjang. “Kalau di sini makin lama, makin halusinasi, motivasinya ‘saya harus pulang, saya harus bekerja untuk keluarga saya’,” ujarnya.
Sementara itu, penderita depresi bernama Rika yang berasal dari Bandung mengaku sudah setahun lebih berada di sentra. “Saya sudah banyak berobat ke tempat-tempat seperti ini semenjak ditinggal suami saya, saya depresi,” katanya.
“Jangan dipikirin ya, yang sudah ya sudah, yang penting semangat untuk sembuh dan pulang ke keluarga,” timpal Gus Ipul.
Setelah sembuh, Rika menyampaikan keinginannya untuk memiliki usaha rumahan menjual beras dan gas kepada Gus Ipul. “Bagus itu, oleh karena itu harus semangat sembuh, tepuk tangan semuanya,” tutur Gus Ipul.
Pada kesempatan tersebut, Mensos juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada 13 penerima manfaat yang terdiri dari delapan lansia dan disabilitas, serta lima siswa dan siswi SLB Handayani Cibadak yang merupakan penyandang disabilitas mental. (yul)
MATARAM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan industri gim dan…
KUDUS - Pemerintah Kabupaten Garut berencana mengadopsi model pengembangan industri tembakau yang telah diterapkan dengan…
BANDUNG - Kabar membanggakan datang dari dunia olahraga Indonesia. Atlet biliar muda asal Kepulauan Riau,…
BANDUNG - wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa koperasi merupakan simbol perjuangan ekonomi rakyat…
BANDUNG - Komunitas lari Free Runners mulai menjalankan sanksi sosial yang dijatuhkan Pemerintah Kota Bandung usai…
CHANGZHOU - Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, berhasil melangkah ke partai puncak China…
This website uses cookies.