(Foto: Dok. Humas Pemkot Bandung)
BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung terus berinovasi dalam meningkatkan layanan administrasi kependudukan. Terbaru, Pemkot meluncurkan program Pelayanan Terintegrasi di Kelurahan untuk Akta Kematian (Pelita Hati), sebuah inisiatif yang memudahkan warga dalam mengurus akta kematian langsung di kantor kelurahan.
Peluncuran resmi Pelita Hati berlangsung pada Selasa (12/8/2025) di Luminor Hotel Metro Indah Bandung. Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, unsur Forkopimda, DPRD Kota Bandung, camat, lurah, serta perwakilan mitra swasta.
Wali Kota Farhan menegaskan bahwa dokumen kependudukan seperti akta kelahiran, kematian, KTP, dan kartu keluarga (KK) merupakan bagian penting dari pelayanan publik. Tanpa dokumen tersebut, masyarakat bisa kehilangan akses ke layanan penting seperti BPJS Kesehatan atau bantuan sosial.
“Inovasi seperti Pelita Hati sangat strategis karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, terutama saat mereka berada dalam masa berduka,” ujar Farhan.
Menurutnya, akta kematian tak hanya penting untuk administrasi, tetapi juga menjadi dasar hukum dalam penyelesaian warisan, hak atas aset, dan sengketa tanah.
“Dengan pelayanan yang bisa diakses langsung di kelurahan, keluarga yang ditinggalkan tidak perlu terbebani lagi dengan proses birokrasi yang panjang,” tambahnya.
Farhan juga menyoroti pentingnya akurasi data kependudukan dalam mendukung ketahanan nasional dan penegakan hukum. Ia menekankan bahwa inovasi digital di bidang ini harus tetap memperhatikan perlindungan data pribadi sesuai undang-undang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, Tatang Muchtar, menjelaskan bahwa semua layanan administrasi kependudukan di Bandung—termasuk akta kelahiran dan kematian—tidak dipungut biaya.
Disdukcapil telah menjalin kerja sama dengan kecamatan, pusat perbelanjaan, Mal Pelayanan Publik, serta 28 rumah sakit untuk mempercepat pelayanan.
“Pelita Hati hadir untuk memangkas jarak pelayanan akta kematian. Sekarang warga cukup datang ke kelurahan, jadi lebih cepat, mudah, dan dekat,” jelas Tatang.
Dalam acara peluncuran, lima kecamatan menandatangani perpanjangan kerja sama untuk penerapan program Pelita Hati. Tatang juga menyebut bahwa Bandung adalah kota pertama di Indonesia yang memiliki kerja sama layanan kependudukan dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Saat ini, Kota Bandung memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.599.743 jiwa, dengan komposisi 50,08% laki-laki dan 49,92% perempuan. Kecamatan Babakan Ciparay tercatat sebagai wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi, sementara Cinambo menjadi yang terendah.
“Kami ingin memastikan setiap peristiwa penting dalam hidup warga—termasuk kematian—tercatat secara cepat dan akurat. Ini penting bukan hanya untuk statistik, tapi juga untuk menjamin hak-hak setiap warga,” pungkas Tatang.
SATUJABAR, PURWAKARTA--Wanita muda bernama Dea Permata Karisma, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya di Kabupaten Purwakarta,…
SATUJABAR, BANDUNG--Sebanyak 20 ton beras didistribusikan Bulog ke Markas Polda (Mapolda) Jawa Barat, untuk program…
BANDUNG - bank bjb kembali menghadirkan program menarik bagi para pecinta olahraga lari dan pencari…
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa seluruh kegiatan operasional pada tanggal 18 Agustus 2025…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Rabu 13/8/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Rabu (13/8/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
This website uses cookies.