Berita

KPPI Selidiki Produk Impor Expansible Polystyrene dari Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam

BANDUNG – Komite Pengamanan  Perdagangan  Indonesia  (KPPI) pada  Senin,  (22/7) menginisiasi Penyelidikan   Perpanjangan   Tindakan    Pengamanan    Perdagangan    (BMTP   atau safeguard  measures)  terhadap  impor  barang expansible  polystyrene (EPS)  dengan  nomor  kode sistem  harmonisasi  (harmonized  system atau  HS)  8  digit  3903.11.10  berdasarkan  Buku  Tarif Kepabeanan  Indonesia  (BTKI)  tahun  2022.

Penyelidikan tersebut  dilakukan  terhadap  impor  EPS dari tiga negara imporutama Indonesia untuk produk ini, yaitu Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam.

KPPI  menginisiasi  penyelidikan  perpanjangan  BMTP  tersebut  setelah  menerima  permohonan resmi   dari   PT   Kofuku   Plastic   Indonesia   (PT   KPI)   pada   21   Juni   2024.

Ketua   KPPI   Franciska Simanjuntak  mengatakan,  KPPI  menemukan  fakta  adanya  bukti  awal  terkait  kerugian  serius  atau ancaman kerugian serius yang dialami pemohon.

“Berdasarkan  bukti  awal  permohonan  penyelidikan  perpanjangan  yang  disampaikan  pemohon, kerugian  serius  atau  ancaman  kerugian  serius  tersebut  terlihat  dari  beberapa  indikator  kinerja industri   dalam   negeri   yang   memburuk   pada   periode   2021–2023.   Hal-hal   ini,   antara   lain, penurunan   pada   produksi,   penjualan   domestik,produktivitas,   kapasitas   terpakai,   dan   laba. Pemohon masih membutuhkan tambahan waktu untuk menyelesaikan penyesuaian strukturalnya secara optimal,”ungkap Franciska.

Franciska menambahkan, PT KPI telah menginformasikan realisasi program penyesuaian struktural hingga   saat   ini yang   telah   mencapai 27,74 persen.

Realisasi   itu, menurut   PT   KPI   dalam permohonannya, terbilang kecil. Hal itu karenawaktu tiga tahun, seperti dalam pengenaan BMTP sebelumnya, tidak memberi cukup waktu bagi industri dalam negeri untuk membuat penyesuaian struktural.

“Oleh  karena  itu,  pemohon  meminta KPPI untuk  memperpanjang  pengenaan  BMTP agar  PT  KPI  dapat  menyelesaikan  program  penyesuaian  struktural  dan  bersaing  dengan  barang impor,” kata Franciska melalui rilis Kemendag.

Pada  2023,  impor  utama expansible  polystyreneterbesarberasal  dari  Taiwan  dengan  pangsa impor  sebesar  47,09  persen,  diikuti  Tiongkok  dan  Vietnam  dengan  pangsa  impor  masing-masing sebesar  37,56  persen  dan  13,36  persen.

Selain  ketiga  negara  tersebut,  pangsa  impor  negara berkembang masih di bawah 3 persen dari total impor pada tahun yang sama.

Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  KPPI  mengundang  semua  pihak  yang  memiliki  kepentingan (interested  parties)  untuk  mendaftarkan  diri sebagai pihak yang berkepentingan  agar  dapat mengikuti dengar  pendapat  (hearing), selambat-lambatnya  pada  1  Agustus  2024.

Editor

Recent Posts

Mantan Walikota Bandung Yana Mulyana Bebas Bersyarat

SATUJABAR, BANDUNG--Mantan Walikota Bandung, Yana Mulyana bebas dari penjara. Yana Mulyana mendapatkan program pembebasan bersyarat,…

6 jam ago

Kepulangan WNI dari Nepal Terus Dikawal, Pemerintah Pastikan Proses Aman

SATUJABAR, KATHMANDU NEPAL - Kementerian Luar Negeri terus memprioritaskan percepatan dan pendampingan kepulangan WNI yang…

10 jam ago

KAI Wisata Gaungkan “Luxurious Journey” di Ajang ARCEO 2025 Kuala Lumpur

SATUJABAR, JAKARTA — PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata), anak perusahaan dari PT Kereta Api…

10 jam ago

Tabung Gas Meledak di Cianjur, 3 Orang Luka Bakar Serius

SATUJABAR, CIANJUR--Tiga orang warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami luka bakar serius akibat ledakan…

13 jam ago

Bocah Tunawicara Hilang di Bogor Ditemukan Tewas Di Kolam Ikan

SATUJABAR, BOGOR--Seorang bocah tunawicara yang dilaporkan hilang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditemukan tewas. Korban…

13 jam ago

Real Madrid Raih Empat Kemenangan Beruntun La Liga

SATUJABAR, BANDUNG – Real Madrid kokoh di puncak klamesen La Liga 2025/2026 hingga pekan ke-empat…

19 jam ago

This website uses cookies.