UMKM

Kemenperin dan Dekranas Dorong Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik

BANDUNG – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus berupaya melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa melalui pengembangan produk kriya dan wastra. Kedua sektor industri tersebut memiliki potensi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah dan memutar roda perekonomian secara inklusif.​

Sebagai industri padat karya, sektor kerajinan berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat. Kemenperin dan Dekranas berkomitmen untuk terus memperkuat kapasitas pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di seluruh Indonesia melalui berbagai kegiatan seperti pameran, workshop, seminar, kompetisi, serta peluncuran program pembinaan lainnya.​

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan adalah Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas IKM melalui Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik di Kota Balikpapan, yang dibuka secara resmi pada tanggal 22 April 2025. Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian, dalam sambutannya menyatakan bahwa Dekranas memiliki komitmen kuat dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya bangsa melalui pengembangan produk kriya dan wastra.​

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Daya Saing Dekranas, Danti Budi Santoso, mengungkapkan bahwa Dekranas menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan bimbingan teknis ini. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah yang efektif bagi para perajin untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas dalam mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih inovatif, berkualitas, dan memiliki daya tarik pasar yang lebih luas.​

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, yang juga selaku Sekretaris Jenderal Dekranas, menyampaikan bahwa industri kriya merupakan salah satu subsektor yang menjadi kontributor utama perekonomian Indonesia. Data Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menyebutkan bahwa industri kriya menyumbang nilai tambah sebesar Rp102,44 triliun pada semester I tahun 2024, berkontribusi 13,6 persen dari total nilai tambah industri kreatif pada periode yang sama.​

Reni Yanita menekankan pentingnya diversifikasi produk sebagai kunci untuk menghadapi tantangan global dan perubahan selera pasar. Ia berharap kerajinan manik-manik tidak hanya terpaku pada model dan fungsi konvensional, tetapi bertransformasi menjadi produk-produk yang lebih beragam, memiliki nilai tambah, dan relevan dengan kebutuhan pasar yang semakin dinamis.​

Sebanyak 25 peserta mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan selama empat hari tersebut. Para peserta dilatih oleh praktisi berpengalaman dan mendapatkan materi meliputi Kredit Usaha Rakyat (KUR), legalitas usaha, serta praktik keterampilan teknis kreasi berbagai varian produk manik-manik. Hasil produk dari bimbingan teknis ini rencananya akan ditampilkan pada puncak acara Hari Ulang Tahun Dekranas ke-45.​

Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pelaku IKM untuk mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih beragam, menarik, serta berdaya saing tinggi, sehingga mampu memperluas pasar dan meningkatkan perekonomian daerah. Dengan ragam produk yang lebih variatif, konsumen memiliki lebih banyak pilihan, sehingga pasar semakin terbuka lebar. Manik-manik merupakan salah satu ikon kerajinan yang menjadi identitas lokal warga Kalimantan Timur.​

Menurutnya, jika dikembangkan lebih lanjut, manik-manik tidak hanya menjadi aksesoris, tetapi juga bisa menjadi bagian dari fesyen, dekorasi, maupun cendera mata khas daerah. Kerajinan manik-manik yang dimodifikasi menjadi beragam produk akan semakin memikat pasar mancanegara, apalagi jika dipasarkan dengan teknik branding dan storytelling yang mengungkapkan sisi kekayaan budaya perajinnya. Saat ini, konsumen dalam maupun luar negeri cenderung lebih tertarik dengan produk kerajinan tradisional karena keindahannya, kaya akan cerita dan budaya, serta sebagai bentuk dukungan terhadap perajin lokal.​

Dengan langkah-langkah strategis ini, Kemenperin dan Dekranas berharap dapat meningkatkan daya saing produk kerajinan manik-manik Indonesia di pasar global dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, khususnya di Kalimantan Timur.

Editor

Recent Posts

Turun! Harga Emas Selasa 28/10/2025 Rp 2.282.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Selasa 28/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.282.000…

4 jam ago

Sukabumi Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 626 KK Terdampak

SATUJABAR, SUKABUMI--Musibah banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setelah diguyur hujan…

4 jam ago

Rekomendasi Saham Selasa (28/10/2025) Emiten Jawa Barat

SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Selasa (28/10/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…

7 jam ago

Wamen ESDM: PLTN Jadi Opsi Strategis Transisi Energi

SATUJABAR, JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat langkah menuju Net Zero Emission 2060 melalui berbagai sumber…

8 jam ago

Perumda Air Minum Tirta Medal Punya Direktur Baru

SATUJABAR, SUMEDANG - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Medal Sumedang kini memiliki direktur…

8 jam ago

OJK Tasikmalaya & Pemkab Garut Dorong Akses Permodalan dan Literasi Keuangan untuk UMKM

GARUT, Tarogong Kidul – Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (ASDA II) Kabupaten Garut, Dedy…

9 jam ago

This website uses cookies.