Berita

Kekeringan Ancam Desa Jonggol: Warga Disarankan Membangun Penampungan Air Hujan

BANDUNG – Kekeringan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia sejak awal Juli 2024 kini berdampak serius di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ribuan warga di desa ini menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa Desa Jonggol, sebagai daerah hulu dari sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan cekungan air tanah (CAT), sangat rentan terhadap kekurangan sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah, terutama saat musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan mengeringnya sungai, sumur, serta penurunan debit mata air.

“Desa Jonggol berada di daerah hulu yang rentan terhadap ketersediaan air, baik itu air permukaan maupun air tanah. Selama musim kemarau, kita melihat gejala seperti mengeringnya sungai dan sumur serta berkurangnya debit mata air,” jelas Wafid dalam keterangannya di Bandung.

Menurut Wafid, potensi air tanah di wilayah terdampak terbatas pada lapisan atas (air tanah dangkal), dan tidak ada potensi air tanah di lapisan bawah (air tanah dalam) karena lapisan batuan akuifer di wilayah ini tipis dan terletak di atas batuan kedap air. Hal ini menjadikan daerah tersebut sangat rentan terhadap kekeringan selama musim kemarau.

Menampung Air Hujan

Untuk mengatasi masalah ini, Wafid menyarankan agar masyarakat Desa Jonggol membuat penampungan air hujan, sumur resapan dangkal, serta membangun infrastruktur konservasi tanah sederhana. Metode ini bertujuan untuk menahan air permukaan lebih lama dan meningkatkan kapasitas resapan air menjadi air tanah.

Data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa Desa Jonggol secara geomorfologi merupakan daerah perbukitan bergelombang landai dengan elevasi antara 50 hingga 150 meter di atas permukaan laut. Secara geologis, daerah ini tersusun atas Satuan Batupasir Tufan dan Konglomerat pada bagian atas dan Formasi Jatiluhur pada bagian bawah.

Desa Jonggol juga termasuk bagian hulu dari DAS Cibodas, yang airnya mengalir menuju DAS utama Sungai Cipatujah dengan arah aliran ke utara. Kondisi geologis yang ada menunjukkan bahwa lapisan batuan pembawa air tanah di sini memiliki produktivitas rendah hingga sedang, dengan akuifer yang tipis dan tidak terus menerus.

Dengan kondisi tersebut, upaya konservasi air menjadi sangat penting untuk menjaga ketersediaan sumber daya air di daerah ini.

Editor

Recent Posts

Harga Emas Antam Senin 28/7/2025 Rp 1.914.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 28/7/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

5 jam ago

Klaim Data 4,6 Juta Warga Jabar Dijual, Diskominfo Pastikan Tidak Benar

SATUJABAR, BANDUNG--Data 4,6 juta warga Jawa Barat diklaim telah dijual di forum dark web oleh…

5 jam ago

Festival Jamu Tampilkan Warisan Nusantara sebagai Motor Ekonomi Kreatif

JAKARTA - Jamu, sebagai salah satu warisan budaya Nusantara, semakin diperkuat posisinya di kancah ekonomi…

7 jam ago

Rekomendasi Saham Senin (28/7/2025) Emiten Jawa Barat

SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Senin (28/7/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…

7 jam ago

Pesan dari Gubernur: Sungai Harus Dimuliakan, Bukan Dihina

BOGOR - Di bawah langit senja Kota Bogor, suara tawa anak-anak bercampur riuh tepuk tangan…

7 jam ago

Petani di Garut Tewas Terjatuh dari Pohon Aren Saat Menyadap Nira

GARUT - Seorang petani di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, meninggal dunia usai terjatuh dari pohon…

7 jam ago

This website uses cookies.