Berita

Ini Cerita Istri Mantan Anggota DPRD Indramayu Disekap dan Disiksa di Myanmar

Robiin menjadi korban TPPO itu sejak September 2023 silam.

SATUJABAR, INDRAMAYU -– Kabar dan nasib seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Robiin, yang disekap dan disiksa di wilayah Myanmar, hingga kini belum jelas. Dia diduga menjadi korban jaringan internasional dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Robiin menjadi korban TPPO itu sejak September 2023 silam. Istri dari Robiin, Yuli Yasmi (40 tahun), menjelaskan, suaminya ‘terdampar’ di Myanmar itu bermula dari informasi lowongan pekerjaan yang ada di media sosial Facebook.

Dalam lowongan itu disebutkan ada pekerjaan sebagai admin HRD di pabrik tekstil di Thailand. Robiin pun dijanjikan gaji sebesar Rp 16 juta per bulan, ditambah bonus dan cuti. Selain itu, dia juga dijanjikan akan dibuatkan visa kerja.

‘’Suami saya kemudian melamar di media sosial Facebook itu dan diarahkan langsung ke aplikasi WhatsApp. Disitulah perekrutan terjadi,’’ ujar Yuli, saat meberikan keterangan pers di kediamannya di Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Kamis (10/10/2024).

Namun ternyata, semua janji yang ditawarkan dalam lowongan pekerjaan itu tidak benar. Robiin tidak dipekerjakan di Thailand, melainkan di Myanmar. ‘’Suami saya ternyata diselundupkan di Myanmar. Posisinya sekarang ada di Myanmar, (dipekerjakan) sebagai online scaming,’’ ucap Yuli.

Dikatakannya, suaminya diharuskan bekerja selama 18 – 20 jam per hari dalam hal penipuan online. Suaminya juga diharuskan mencari 100 kontak dalam sehari. Jika target itu tidak tercapai, maka suaminya akan dihukum.

‘’Dapat hukuman berupa setruman. Suami saya juga pernah dipukul pakai kayu balok. Kalau mengantuk, akan dipentung pakai pentungan satpam,’’ kata Yuli.

Yuli mengungkapkan, Robiin dan para 36 WNI lainnya yang ada di sana juga kerap mendapat ancaman. Mereka akan disekap selama tiga hari, tanpa diberi makan sama sekali. Jikapun dikasih makan, hanya berupa makanan bekas sisa orang-orang yang menjaga tempat kerja tersebut.

Dia mengatakan, selama menjalani pekerjaan tersebut, selama setahun terakhir, suaminya tidak pernah mendapat gaji sama sekali. Selain itu, komunikasi dengan pihak keluarga juga sangat sulit.

Yuli mengaku sudah pernah mengadukan kondisi yang dialami suaminya itu ke Polda Jabar, Kemenlu dan beraudensi dengan Komnas HAM maupun Komnas Perempuan. Namun, hingga kini usahanya itu belum membuahkan hasil.

‘’Saya memohon kepada Bapak Presiden Jokowi, kepada Bapak Prabowo sebagai presiden terpilih, pimpinan DPR, Kapolri, Kemenlu, BNP2TKI, tolong segera evakausi suami saya dan teman-temannya,’’ ungkap Yuli.

Yuli pun mengaku sangat sedih dengan apa yang menimpa suaminya. Apalagi, sejak suaminya pergi, dia juga harus menggantikan peran suaminya untuk menafkahi anak-anak mereka. (yul)

Editor

Recent Posts

2 Pengedar Narkoba di Bogor Ditangkap, 20 Paket Sabu Disita

SATUJABAR, BOGOR--Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Bogor Kota menangkap dua pria pengedar narkoba jenis sabu.…

10 jam ago

Kemlu Gelar Penghormatan Terakhir untuk Sang Diplomat, Zetro Leonardo Purba

SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menggelar upacara penghormatan terakhir bagi almarhum Zetro…

10 jam ago

Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 2025 Capai 88,46, Layanan Transportasi Bus Shalawat Paling Memuaskan

SATUJABAR, JAKARTA - Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) tahun 1446 H/2025 M menunjukkan angka…

13 jam ago

Bripka Rohmat dan Kompol Cosmas Ajukan Banding Kasus Kematian Ojol Affan

SATUJABAR, JAKARTA--Dua anggota Brimob yang telah dikenakan sanksi etik pelanggaran berat dalam Sidang Komisi Kode…

14 jam ago

Pembunuh Sekeluarga di Indramayu Terbongkar dari Mobil Korban Ditemukan

SATUJABAR, INDRAMAYU--Mobil Toyota Corolla bernomor polisi E 1640 PH, menjadi saksi bisu terbongkarnya kasus pembunuhan…

15 jam ago

Harga Emas Kamis 11/9/2025 Rp 2.095.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Kamis 11/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…

18 jam ago

This website uses cookies.