Gubernur Dedi Mulyadi.(Foto: Humas Pemprov Jabar)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam peresmian panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, pada Senin (7/4). Panen raya ini juga dilakukan secara serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Pemilihan Jawa Barat sebagai pusat perayaan panen raya padi ini karena provinsi ini merupakan lumbung padi nasional, berperan penting dalam ketahanan pangan negara. Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo turut turun ke sawah dan mengoperasikan “combine-harvester”, alat pertanian modern yang digunakan untuk memanen padi.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, juga turut menaiki alat tersebut, menandai simbol keberhasilan musim tanam dan peningkatan produktivitas pertanian lokal.
Panen raya ini menjadi momentum penting untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Dalam laporan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, produksi beras nasional berada dalam tren yang menggembirakan. Stok beras di gudang mencapai 2,4 juta ton, dan diperkirakan setelah panen raya ini stok akan melonjak menjadi 3 juta ton, yang merupakan angka tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir. Saking melimpahnya produksi beras, kapasitas penyimpanan yang ada bahkan sudah tidak mencukupi.
Usai panen padi, Presiden Prabowo menyapa kepala daerah dan petani dari 14 provinsi yang turut serta dalam panen raya serentak melalui konferensi video. Gubernur Dedi Mulyadi juga menyampaikan aspirasi petani Jawa Barat secara langsung kepada Presiden.
Dedi mengungkapkan bahwa pasokan pupuk untuk petani di Jawa Barat sudah lancar, namun biaya untuk obat-obatan pengusir hama menjadi kendala besar bagi petani. “Sekarang pupuk sudah lancar, tapi biaya tinggi produksinya itu di obat-obatan karena sebelum mulai menanam mereka harus mengeluarkan biaya untuk semprot keong atau hama. ‘Nyemprot’-nya itu dua kali sehari,” ujar Dedi melalui keterangan resmi.
Selain itu, Dedi juga meminta agar asuransi kesehatan untuk petani ditingkatkan. Ia menyebutkan bahwa banyak petani yang belum tercover oleh BPJS Kesehatan. “Mohon peningkatan asuransi kesehatan petani karena banyak petani yang ketika sakit tidak terkover BPJS atau BPJS mandirinya tidak terbayar,” ungkapnya.
Sebagai pusat lumbung padi nasional, Dedi berharap Kementerian Pertanian dapat menambah peralatan pertanian guna meningkatkan produksi. “Karena Jawa Barat adalah pusat lumbung padi nasional, ya seluruh alatnya harus banyak dan ditambah kalau ingin peningkatan produksi,” tutup Dedi.
Peresmian panen raya padi ini menjadi simbol keberhasilan sektor pertanian Indonesia, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
SATUJABAR, KARAWANG--Sungguh keterlaluan, apa yang telah diperbuat pelaku yang tega membuang mayat bayi di Kabupaten…
SATUJABAR, TASIKMALAYA--Polri Humanis sebagai Pelayan, Pelindung, dan Pengayom masyarakat, salah satunya diwujudkan dengan memperkuat hubungan,…
SATUJABAR, JAKARTA - Piala Dunia U-17 2025 di Qatar segera digelar. Pelatih Nova Arianto resmi…
SATUJABAR, JAKARTA Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengapresiasi Pasar Malem Narasi di…
SATUJABAR, INDRMAYU--Polres Indramayu, Jawa Barat, menangkap lima pria yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 27/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.327.000…
This website uses cookies.