Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.(Foto:Istimewa).
SATUJABAR, GARUT–Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku, tidak pernah menyetujui kegiatan makan gratis bersama warga dalam rangkaian pesta pernikahan putra sulungnya, Maulana Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina. Bahkan Dedi Mulyadi sempat melarang kegiatan tersebut dilaksanakan, karena alasan jumlah warga tidak akan terprediksi.
“Kegiatan makan bersama warga ini, saya termasuk dua kali melarang,” ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kepada wartawan, usai menjenguk korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut, Jum’at (18/07/2025) malam.
Dedi Mulyadi melarang karena tidak perlu ada kegiatan melibatkan warga dalam rangkaian pesta pernikahan putranya. Alasannya, jumlah warga yang akan datang tidak akan terprediksi.
“Meski sudah saya larang, tanpa sepengetahuan dilaksanakan, tapi itu sudah terjadi. Saya sebagai orangtua bertanggungjawab,” kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menjenguk korban yang dirawat di RSUD dr. Slamet, didampingi Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin. Dedi Mulyadi masuk ruang perawatan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD), tempat para korban menjalani perawatan.
Dedi Mulyadi menyatakan, terbuka dengan langkah hukum atas insiden dalam rangkaian pesta pernikahan putranya dengan Wakil Bupati Garut. Dedi Mulyadi mengaku, tidak akan ikut campur dan mempersilakan pihak kepolisian untuk mengusutnya.
“Soal langkah hukum, silahkan saja saya tidak akan ikut campur. Ranah pertanggungjawaban itu biarkan pihak kepolisian mengusut dan melakukan penyelidikan,” ungkap Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menegaskan, akan berlaku objektif, tidak akan menghalang-halangi, serta mempersilahkan untuk dilakukan penyelidikan. Bagaimana latar belakang dan penyebab dari kejadian tersebut.
26 Korban 3 Tewas
Total sebanyak 26 warga menjadi korban dalam insiden kericuhan berebut masuk di pintu gerbang Pendopo Kabupaten Garut, tempat menyediakan makanan gratis. Tiga orang tewas karena terinjak-injak dan kehabisan nafas saat berdesak-desakan.
Korban yang masih menjalani perawatan di RSUD dr. Slamet, delapan orang. Sisanya rawat jalan sudah perbolehkan pulang.
Dedi Mulyadi sudah memberikan santunan duka kepada keluarga korban meninggal dunia Rp.150 juta, dan putranya, Maulana Akbar bersama Luthfianisa Putri Karlina Rp.100 juta. Dedi Mulyadi memberi korban yang dirawat masing-masing Rp.10 juta.
Rangkaian pesta pernikahan putra sulung Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, yang juga putri Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, diwarnai kericuhan. Insiden kericuhan terjadi saat warga berdesak-desakan berebut masuk gerbang pendopo, yang menyediakan makan gratis, Jum’at (18/07/2025) siang, pukul 13.00 WIB.
Insiden mengakibatkan tiga korban tewas terinjak-injak dan kehabisan nafas. Ketiga korban, dua warga sipil bernama Vania Aprilia, anak berusia 8 tahun, Dewi Jubaedah, 61 Tahun, dan Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun, anggota kepolisian Polres Garut.(chd).
SATUJABAR, GARUT--Maulana Akbar dan Luthfianisa Putri Karlina, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama…
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa tidak ada rencana dari pemerintah…
DUBAI – Kabar duka datang dari Kerajaan Arab Saudi. Pangeran Al Waleed bin Khaled bin…
Para pengrajin ini difasilitasi melalui booth khusus oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menampilkan produk-produk kriya…
Keberhasilan Sumedang didukung pula oleh elemen koreografi dan tarian khas Sunda, yang membuat presentasi mereka…
Hari Sabtu, 19 Juli 2025, Teater Tertutup Dago Tea House menjadi saksi sebuah peristiwa yang…
This website uses cookies.