Tutur

Cerita dari Manjahlega: Wayang Golek, Pemuda, dan Cinta Budaya yang Tak Lekang oleh Zaman

SATUJABAR, BANDUNG – Malam itu, suasana RW 14 Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, terasa berbeda. Lampu-lampu hias bergelantungan di sepanjang jalan, tenda-tenda kecil berdiri kokoh, dan di tengahnya, panggung sederhana menampilkan pertunjukan yang sarat makna: Wayang Golek.

Di tengah gemuruh tepuk tangan warga, tokoh-tokoh kayu bersuara lewat dalang yang piawai menghidupkan kisah. Di balik layar, pemuda-pemudi Karang Taruna RW 14 tersenyum bangga. Mereka berhasil membawa warisan leluhur kembali hidup di tengah generasi muda.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, hadir malam itu. Ia tak sekadar datang sebagai tamu kehormatan. Ia menyimak, meresapi, dan memberikan apresiasi tulus atas semangat warga menjaga budaya.

“Saya ucapkan terima kasih karena RW 14 merayakan kemerdekaan dengan cara yang begitu bermakna: menghadirkan wayang golek. Ini bukti nyata kecintaan terhadap budaya Sunda,” ucap Erwin dengan mata berbinar, Jumat malam, 5 September 2025.

Bagi Erwin, pertunjukan itu lebih dari sekadar hiburan. Ia melihat sinyal kuat bahwa pemuda Manjahlega tidak lupa akar budaya mereka. Dan yang lebih penting, mereka ingin mewariskannya ke generasi selanjutnya.

Tak lupa, Erwin mengingatkan pentingnya gotong royong. Baginya, kekuatan Kota Bandung ada pada kolaborasi warganya. Ia pun mengajak Karang Taruna dan seluruh warga untuk terus menjaga kebersamaan.

“Mari terus jaga kekompakan. Pembangunan Kota Bandung tidak bisa hanya dari pemerintah, tapi dari kita semua yang saling bantu dan bersatu,” pesannya.

Di hadapan para pemuda, Erwin juga menyampaikan harapan. Bukan sekadar sukses secara materi, tapi juga menjadi pribadi yang kuat secara moral dan spiritual.

“Pemuda RW 14 harus terus semangat. Jadilah generasi yang tangguh, saleh, dan mampu menghadapi zaman. Insyaallah, doa orang tua akan menyertai kalian menuju sukses dunia akhirat,” katanya penuh harap.

Malam makin larut. Namun pesan Erwin tak tenggelam dalam gelap. Ia menutup sambutannya dengan mengingatkan makna kemerdekaan: bukan hanya hasil perjuangan para pahlawan, tapi juga tanggung jawab kita semua untuk menjaga dan mengisinya.

“Jaga lingkungan, kuatkan silaturahmi, cegah kemungkaran. Insyaallah RW 14 bisa jadi lingkungan yang rukun, kompak, dan penuh berkah,” tutupnya.

Dan di tengah tepuk tangan warga, wayang kembali menari. Di balik senyapnya malam, ada harapan yang menyala: budaya tetap hidup, dan pemuda Manjahlega siap menjadi penjaganya.

Editor

Recent Posts

Terlalu! Mayat Bayi Ditemukan Mulutnya Ditutup Lakban di Karawang

SATUJABAR, KARAWANG--Sungguh keterlaluan, apa yang telah diperbuat pelaku yang tega membuang mayat bayi di Kabupaten…

4 jam ago

Kemitraan Strategis Polres Tasikmalaya Kota dan Masyarakat Diapresiasi Kompolnas

SATUJABAR, TASIKMALAYA--Polri Humanis sebagai Pelayan, Pelindung, dan Pengayom masyarakat, salah satunya diwujudkan dengan memperkuat hubungan,…

5 jam ago

Piala Dunia U-17 2025 Qatar: Ini Daftar 21 Nama yang Diboyong Nova Arianto

SATUJABAR, JAKARTA - Piala Dunia U-17 2025 di Qatar segera digelar. Pelatih Nova Arianto resmi…

5 jam ago

Pasar Malem Narasi, Diapresiasi Sebagai Wadah Kolaborasi Pegiat Ekonomi Kreatif

SATUJABAR, JAKARTA Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengapresiasi Pasar Malem Narasi di…

7 jam ago

5 Pelaku Penganiayaan Dokter di Indramayu Ditangkap

SATUJABAR, INDRMAYU--Polres Indramayu, Jawa Barat, menangkap lima pria yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang…

8 jam ago

Harga Emas Senin 27/10/2025 Rp 2.327.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 27/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.327.000…

9 jam ago

This website uses cookies.