Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti bersama Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan melepas ekspor perdana produk sekam bakar milik PT Minaqu Indonesia ke Belanda senilai 26.300 Euro di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30 Apr).(Foto: Humas Kemendag)
Sektor unggulan yang mendominasi transaksi antara lain fesyen, kopi, cokelat bubuk, dekorasi rumah, batik dan furnitur, fiber board, jeli, obat-obatan, serta makanan dan minuman olahan lainnya.
JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi sebesar USD 87,04 juta melalui kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis atau business matching sepanjang Semester I 2025. Capaian ini terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) senilai USD 52,70 juta dan potensi transaksi sebesar USD 34,34 juta.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi capaian tersebut, terutama atas kontribusi ekspor dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia optimistis kegiatan business matching yang diinisiasi Kemendag dapat terus mendorong peningkatan ekspor UMKM ke pasar global.
“Selama Januari hingga Juni 2025, business matching telah mencatatkan total transaksi USD 87,04 juta. Ini menjadi strategi konkret dalam menghubungkan UMKM Indonesia dengan buyer internasional. Kemendag hadir sebagai fasilitator dan katalisator agar UMKM naik kelas dan berdaya saing global,” ujar Mendag Budi Santoso di Jakarta.
Sepanjang paruh pertama 2025, Kemendag telah menyelenggarakan 356 kegiatan business matching, yang meliputi 241 sesi presentasi bisnis (pitching) dan 115 pertemuan langsung antara UMKM dan buyer dari berbagai negara. Program ini dilaksanakan secara konsisten melalui inisiatif “UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor” atau UMKM BISA Ekspor.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Fajarini Puntodewi menjelaskan bahwa transaksi selama semester I 2025 mengalami pertumbuhan 26,78 persen dibandingkan periode Januari–Mei 2025 yang mencapai USD 68,65 juta.
“Kami terus berupaya menjadi penghubung strategis antara UMKM dan pasar internasional. Melalui business matching, UMKM tidak hanya menembus pasar, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan,” ujar Puntodewi.
Kegiatan business matching tersebut difasilitasi oleh Ditjen PEN Kemendag bekerja sama dengan 46 perwakilan perdagangan (perwadag) RI di 33 negara mitra. Upaya ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar ekspor.
Secara khusus, pada Juni 2025 saja, tercatat transaksi senilai USD 18,39 juta dari 16 buyer asal delapan negara mitra dagang. Sebanyak 140 UMKM turut berpartisipasi dalam 60 kegiatan business matching yang digelar pada bulan tersebut. Sektor unggulan yang mendominasi transaksi antara lain fesyen, kopi, cokelat bubuk, dekorasi rumah, batik dan furnitur, fiber board, jeli, obat-obatan, serta makanan dan minuman olahan lainnya.
Kemendag menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat ekosistem ekspor nasional melalui program prioritas UMKM Bisa Ekspor. “Kami ingin memastikan UMKM tidak hanya mampu menembus pasar internasional, tetapi juga menjadi eksportir yang berkelanjutan dan tumbuh sebagai pemain global,” tutup Fajarini Puntodewi.
SATUJABAR, GARUT--Maulana Akbar dan Luthfianisa Putri Karlina, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama…
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa tidak ada rencana dari pemerintah…
DUBAI – Kabar duka datang dari Kerajaan Arab Saudi. Pangeran Al Waleed bin Khaled bin…
Para pengrajin ini difasilitasi melalui booth khusus oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menampilkan produk-produk kriya…
Keberhasilan Sumedang didukung pula oleh elemen koreografi dan tarian khas Sunda, yang membuat presentasi mereka…
Hari Sabtu, 19 Juli 2025, Teater Tertutup Dago Tea House menjadi saksi sebuah peristiwa yang…
This website uses cookies.