Berita

BRIN Kembangkan Alat Ukur Stres dan Cemas

BANDUNG – BRIN kembangkan alat ukur stres dan kecemasan yang saat ini digarap Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC).

Lembaga di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional itu mengembangkan sistem analisis psiko-fisiologis untuk validasi tingkat kecemasan dan stres pegawai.

Peneliti Ahli Madya PRMC BRIN Dwi Esti Kusumandari mengatakan, riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Dalam pengembangannya, BRIN bekerja sama dengan PT. Docheck Bagi Indonesia, perusahan swasta yang bergerak di bidang pengembangan platform mental health, melalui Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani di Bandung, Senin (13/5).

“Kegiatan riset yang akan dilakukan adalah membuat suatu teknologi pengukur tingkat kecemasan atau stres pegawai. Saat ini, PT. Docheck Bagi Indonesia sebagai mitra kegiatan telah mengembangkan Wool, sebuah platform pengukur tingkat kecemasan menggunakan metode Enneagram yang sudah diakui secara internasional,” tutur Dwi dilansir situs brin.go.id

Dia menambahkan, PRMC BRIN juga telah mengembangkan sistem deteksi stres berbasis biosignal tubuh.

“Dengan kerja sama riset ini, akan dilakukan penggabungan metode Enneagram dan pengukuran sinyal biopotensial tubuh (sinyal otak, jantung, dan kulit) untuk pengukuran tingkat kecemasan atau stres yang lebih valid,” ujarnya.

Maksud kegiatan ini, terang Dwi, adalah memetakan jenis sensor yang tepat untuk dipakai dalam pendeteksian kecemasan dan stres, seperti sensor EEG, HRV, dan GSR untuk disesuaikan dengan aktivitas kerja para pegawai.

Sehingga, terciptanya sebuah standar pemilihan jenis sensor yang tepat untuk diterapkan pada setiap level pegawai perusahaan.

“Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah terciptanya metode pembacaan sinyal biopotensial yang dihasilkan dari alat sensor yang dipakai, dan melakukan interpretasi untuk memetakan tingkat kecemasan dan stres,” tambah Dwi.

Inovasi BRIN Kembangkan Alat Ukur Stres

Dwi optimis, alat ukur andal ini akan menjadi terobosan dan memberi sumbangsih besar kepada dunia konseling. Khususnya, perusahaan-perusahaan di Indonesia baik perusahaan BUMN maupun swasta yang lingkungan kerjanya memicu kecemasan dan stres tinggi, seperti perminyakan, pertambangan, gas, serta manufaktur dan rancang bangun.

Dirinya berharap, hasil kegiatan kerja sama ini adalah dikuasainya beberapa teknologi yang tepat untuk membaca biopotensial pengguna, untuk mengetahui kondisi kecemasan dan stres di tempat kerja.

Serta, menghasilkan bentuk laporan dengan grafik biopotensial dan interpretasi dari sinyal tersebut terhadap kondisi mental health pengguna di tempat kerja.

Editor

Recent Posts

Longsor Sampah di TPA Galuga Bogor, Satu Orang Tewas Tertimbun

SATUJABAR, BOGOR--Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Galuga, yang berada di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,…

9 jam ago

Misteri Kematian Putri Apriyani Wajah Terbakar di Kamar Kos di Indramayu

SATUJABAR, INDRAMAYU--Wanita muda berusia 21 tahun bernama Putri Apriyani, ditemukan tewas mengenaskan dengan wajah gosong…

10 jam ago

Program Dedi Mulyadi Buat Sekolah: Satu Kelas Satu Toilet Sampah Kelola Mandiri

SATUJABAR, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencanangkan program Piala Anugerah Panca Waluya sebagai upaya meningkatkan…

13 jam ago

Gerakan Pangan Murah, Beras Rp.11.500 Dijual di 26 Titik di Kabupaten Bandung

SATUJABAR, BANDUNG--Polresta Bandung, Jawa Barat, bekerjasama dengan Perum Bulog, menggelar gerakan pangan murah dengan harga…

15 jam ago

Harga Emas Antam Senin 11/8/2025 Rp 1.945.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 11/8/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

16 jam ago

Kemenpar Umumkan 15 Pelaku Terpilih dalam Program WISH Paket Tour Gastronomi 2025

JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) resmi mengumumkan 15 pelaku pariwisata terpilih dalam program Wonderful Indonesia…

16 jam ago

This website uses cookies.