BANDUNG – Ketahanan pangan dan energi menjadi fokus utama pemerintah, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkomitmen untuk mendukung program tersebut melalui riset dan inovasi.
Dalam upaya ini, beberapa peneliti BRIN telah mempresentasikan hasil penelitian mereka yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait pangan dan energi.
Ahmad Sofyan, Peneliti Ahli Utama BRIN, memaparkan hasil risetnya mengenai pengembangan imbuhan pakan ternak berbasis mikroba dan tanaman lokal. Imbuhan ini dikembangkan dari keanekaragaman hayati Indonesia dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas produk ternak.
“Pengembangan imbuhan pakan ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pakan dan ketahanan pangan hewani nasional,” ungkap Sofyan dalam orasinya yang berjudul “Imbuhan Pakan Berbasis Mikroba dan Tanaman dalam Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan di Indonesia.”
Menurut Sofyan, optimalisasi penggunaan pakan dengan imbuhan berbasis mikroba dapat menggantikan antibiotik pertumbuhan (AGPs), yang tidak hanya meningkatkan kecernaan bahan pakan tetapi juga kualitas daging, telur, dan susu. Ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi budidaya ternak.
Di sisi lain, Yusuf Nur Wijayanto mengungkapkan hasil risetnya dalam orasi berjudul “Divais Microwave dan Fotonika untuk Mendukung Teknologi Nirkabel Pita Lebar.
“Yusuf menjelaskan pentingnya teknologi pita lebar dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasi berkecepatan tinggi. “Teknologi gelombang mikro dan fotonika diperlukan untuk menciptakan sistem yang dapat mengubah gelombang mikro menjadi cahaya, meningkatkan kapasitas transfer data,” jelas Yusuf melalui siaran pers.
Yusuf menambahkan bahwa teknologi ini memiliki tantangan dalam optimalisasi untuk meningkatkan efektivitasnya dan mempersiapkan aplikasi jaringan nirkabel pita lebar di masa depan.
Natalita Maulani Nursam, dalam orasinya yang berjudul “Teknologi Sel Surya Generasi Ketiga sebagai Energi Alternatif Masa Depan,” memaparkan kemajuan dalam pengembangan sel surya generasi ketiga.
“Teknologi ini menawarkan proses fabrikasi yang lebih sederhana dan efisiensi tinggi dalam berbagai kondisi cahaya,” jelas Natalita. Dia menyoroti pentingnya mengatasi tantangan efisiensi dan kestabilan untuk mempercepat industrialisasi dan pemanfaatan sel surya generasi ketiga sebagai sumber energi terbarukan.
Terakhir, Widi Astuti mempresentasikan risetnya dalam orasi berjudul “Pemanfaatan Konsep Pengolahan Tuntas untuk Hilirisasi Mineral Kritis Indonesia yang Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung Program Transisi Energi Nasional.”
Widi menekankan perlunya konsep pengolahan tuntas yang meminimalisir limbah dan mendukung ekonomi sirkular.
“Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan mendukung transisi ke energi ramah lingkungan,” pungkas Widi.
Para peneliti ini menunjukkan bagaimana riset dan inovasi dapat mendukung program ketahanan pangan dan energi nasional, dengan harapan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efisien untuk tantangan-tantangan yang ada.
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Jum’at (22/11/2024) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
BANDUNG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development…
BANDUNG - Komoditas kelapa sawit telah memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia selama dua dekade…
BANDUNG – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatatkan pencapaian luar biasa dalam sektor aset…
BANDUNG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi telah menerima dan mulai menindaklanjuti proposal rencana investasi terbaru…
BANDUNG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima proposal investasi dari Apple…
This website uses cookies.