Rumah Musik Harry Roesli.(IMAGE: Google Street View)
Keputusan menjual rumah milik keluarga besar Roesli dilakukan karena beban biaya operasional tiap bulan untuk rumah yang mencapai puluhan juta.
SATUJABAR, BANDUNG — Rumah musik milik musisi ‘Ken Arok Rock Opera’ almarhum Harry Roesli di Jalan Supratman Kota Bandung nomor 59, bakal dijual. Keputusan menjual rumah tersebut dilatarbelakangi oleh biaya operasional merawat rumah seluas 800 meter persegi yang besar serta kepemilikan rumah yang milik keluarga besar Roesli.
Seperti diketahui, Rumah Musik Harry Roesli menjadi ruang dan wadah kreativitas seniman serta pergerakan di Kota Bandung pada masanya. Bahkan, menjadi tempat bagi pengamen jalanan berkumpul. Termasuk almarhum Harry Roesli yang menelurkan album ‘Ken Arok Rock Opera’.
Layala Krisna Patria mengungkapkan, keputusan akhir untuk menjual rumah musik almarhum ayahnya Harry Roesli terbilang sangat berat. Sebab berbagai kenangan tentang ayahnya dan pergerakan kesenian di Bandung berada di rumah yang ditetapkan cagar budaya golongan B.
Namun, Krisna mengatakan, keputusan menjual rumah milik keluarga besar Roesli dilakukan karena beban biaya operasional tiap bulan untuk rumah yang mencapai puluhan juta. Selain itu, rumah tersebut bukan hanya milik almarhum ayahnya, akan tetapi keluarga besar Roesli.
Memang tahun 2018 saat itu wacana dijual. Sebetulnya, statusnya bukan hanya (milik) Harry Roesli tapi keluarga besar Harry Roesli. “Ini milik punya bapak ibu dia (almarhum), kakek nenek saya,” ucap dia kepada media.
Dia mengatakan, keluarga besar sempat bimbang saat hendak menjual rumah yang penuh kenangan tersebut. Namun, melihat kondisi yang ada terutama banyak keluarga dan saudara yang sudah menyebar di luar kota keputusan menjual rumah akhirnya dipilih.
“Diakui lama-lama keberadaan rumah ini secara finansial bisa dilihat rumah sebesar ini dengan area strategis tentu kebutuhan operasional bukan hal yang ringan dan mudah akhirnya sepakat semua diputuskan dijual,” kata dia.
Saat ini, ruang utama di rumah tersebut masih digunakan untuk kegiatan tari ibunya, kegiatan musik, serta kegiatan sosial memberdayakan dan memberikan beasiswa pengamen jalanan yang tetap harus dijalankan sesuai pesan almarhum ayahnya.
Krisna menuturkan, beberapa ruang sengaja disewakan demi menutupi beban operasional rumah tersebut. Dia menyebut, sewa tersebut untuk sementara waktu efektif menutup beban operasional saat ini.
“Dengan ada sewa, ruang area musik kami terbatas. Dulu sering banget acara ada pameran gathering antar musisi sekarang agak sulit melakukan itu karena ada beberapa tenant,” kata dia.
Dia mengungkapkan, upaya memberikan beasiswa belajar musik kepada pengamen jalanan pun saat ini cenderung menyusut. Sebab, kondisi finansial yang terbatas. (yul)
SATUJABAR, BANDUNG – Portugal juara UEFA Nations League 2025 setelah mengalahan Spanuol melalui drama adu…
BANDUNG - Ajang lari massal Soekarno Run 2025 resmi digelar di Kota Bandung sebagai bagian…
SATUJABAR, BANDUNG – Indonesia gagal raih juara di kandang sendiri pada turnamen Kapal Api Indonesia…
SATUJABAR, BANDUNG--Bobotoh Persib yang terjatuh dari Flyover Mochtar Kusumaatmadja, atau Flyover Pasupati, Kota Bandung, Jawa…
SATUJABAR, MAJALENGKA--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan prihatin atas kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),…
SATUJABAR, BANDUNG--Berkas perkara penyidikan oknum Dokter Priguna Anugerah Pratama, tersangka kasus pemerkosaan, sudah dinyatakan lengkap…
This website uses cookies.