BMKG: Waspadai Bibit Siklon Tropis dan Monsun Asia Kembali Menguat.(IMAGE: BMKG)
BANDUNG – Aplikasi pemantau siklon tropis Sadewa dan Kamajaya dikembangkan oleh oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Siklon tropi yang merupakan sistem tekanan udara rendah yang terbentuk di daerah tropis di atas lautan hangat, telah menjadi perhatian penting dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia.
Meskipun secara historis badai siklon tropis tidak tercatat terjadi di Indonesia hingga tahun 2006, fenomena ini semakin sering terdeteksi di sekitar wilayah Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Erma Yulihastin, Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, menjelaskan bahwa lembaganya telah mengembangkan dua aplikasi pemantau siklon tropis berbasis web, yaitu Sadewa dan Kamajaya, untuk memitigasi potensi siklon tropis yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan bagi infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa.
“Kami memitigasi terjadinya siklon tropis di Indonesia dengan menggunakan aplikasi Sadewa dan Kamajaya, mengingat dampaknya yang besar terhadap masyarakat dan infrastruktur,” ujar Erma dalam kunjungan ke SMK Wira Buana 2 di KST Samaun Samadikun, BRIN Bandung, pada Jumat (14/2) dilansir situs BRIN.
Melalui aplikasi tersebut, Erma mengungkapkan bahwa pemantauan siklon tropis dapat dilakukan secara lebih efektif. “Jika dipantau melalui situs zoom.earth, kami memperkirakan siklon tropis yang saat ini terbentuk akan mencapai Australia pada Jumat (14/2) pukul 19.00 dengan kategori 4, yang ditentukan berdasarkan kecepatan angin. Hal ini perlu diwaspadai, karena jalur dari squall line (gerombolan awan) dapat menjangkau wilayah Indonesia,” jelasnya.
Meski secara umum siklon tropis jarang terjadi di Indonesia, beberapa peristiwa besar sudah tercatat. Di antaranya, Badai Siklon Vamei pada 27 November 2001, yang hanya diperkirakan terjadi sekali setiap 100–400 tahun, namun diikuti oleh Badai Siklon Ingrid pada 6 Maret 2005. Selain itu, Siklon Tropis Dahlia pada 26 November 2017 di selatan Yogyakarta, Badai Siklon Lili di Laut Arafura pada 8 Mei 2019, dan Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 juga terdeteksi di sekitar Indonesia.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, BRIN menyediakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses melalui www.sadewa.brin.go.id dan www.kamajaya.brin.go.id. “Melalui Sadewa, kami dapat memantau pergerakan awan dan memprediksi cuaca hingga tiga hari ke depan, dengan pembaruan setiap jam. Kami telah mendeteksi dua bibit siklon yang tumbuh di Perairan Banda pada 28 Maret 2021, beberapa hari sebelum terjadinya Siklon Tropis Seroja,” ujar Erma.
Selain itu, Kamajaya juga memungkinkan prediksi badai siklon hingga enam bulan sebelumnya. “Melalui Kamajaya, kami dapat memprediksi potensi badai siklon, seperti yang sudah terlihat pada 1–10 April 2021 sebelum Siklon Tropis Seroja terjadi,” lanjutnya.
Erma berharap aplikasi-aplikasi ini dapat membantu pemerintah daerah dalam mempersiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap siklon tropis yang berpotensi menghantam wilayah Indonesia. “Kami berharap aplikasi Sadewa dan Kamajaya dapat mendukung pemerintah daerah dalam mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi siklon tropis. Dengan alat yang telah kami sediakan, kami juga berharap masyarakat dapat lebih memahami dan mewaspadai potensi perubahan cuaca,” tutup Erma.
SATUJABAR, JAKARTA - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Wamenpora RI) Taufik Hidayat memastikan…
SATUJABAR, BANDUNG – bank bjb menghadirkan solusi praktis bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban pembayaran Pajak…
SATUJABAR, JAKARTA - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2025 menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat…
SATUJABAR, CIREBON--Polisi berhasil mengungkap kasus pencurian dengan modus memecahkan kaca mobil yang terjadi di Kota…
SATUJABAR, BOGOR--Viral di media sosial, video seorang pengendara sepeda motor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat,…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Rabu 10/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…
This website uses cookies.