(Foto: Humas BRIN)
SATUJABAR, JAKARTA – Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem riset nasional yang berdaya saing global. Melalui program tahunan Young Researcher Award (YRA) 2025, PPI merilis 23 nama periset muda sebagai kandidat penerima penghargaan bergengsi tersebut. Mereka terdiri dari 9 periset, 10 dosen, dan 3 perekayasa, seluruhnya berusia di bawah 40 tahun—bahkan beberapa di antaranya belum genap 25 tahun.
“Para periset muda Indonesia adalah aset strategis dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional. Jalannya masih panjang, dan potensi mereka luar biasa,” ujar Prof. Nurmahmudi Ismail, Ketua YRA 2025, Kamis (09/10).
Nurmahmudi mengungkapkan, para kandidat berasal dari lembaga riset pemerintah, perguruan tinggi negeri, dan swasta di seluruh Indonesia, dengan latar belakang disiplin ilmu yang mencakup kedokteran, fisika, pangan, dan energi. Daftar lengkap kandidat dapat diakses melalui situs resmi PPI.
Indonesia di Peta Ilmuwan Dunia
Momentum YRA 2025 beriringan dengan pencapaian luar biasa Indonesia di panggung ilmiah global. Sebanyak 209 periset Indonesia masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist versi Stanford University dan Elsevier. Sebelas di antaranya berasal dari BRIN, sementara 10 kampus besar di Indonesia masing-masing menyumbang 6–16 nama. Beberapa dari mereka juga tergolong periset muda dan masuk dalam daftar kandidat YRA tahun ini.
Mengusung tema Bridging to the Nobel Prize, YRA 2025 menjadi gerakan strategis untuk menyiapkan generasi ilmuwan Indonesia menuju panggung penghargaan tertinggi dunia. Program ini tidak hanya memberikan apresiasi, tetapi juga membangun jalur berkelanjutan bagi periset muda yang menunjukkan dedikasi luar biasa melalui karya riset berdampak bagi masyarakat.
“Kami berharap salah satu dari kandidat YRA kelak menjadi nominator Nobel Prize. Ini bukan mimpi, tapi misi,” tegas Nurmahmudi dilansir BRIN.
Sejalan dengan arah kebijakan Presiden melalui Asta Cita, YRA 2025 menempatkan sektor pertanian, pangan, energi, dan lingkungan sebagai fokus utama. Keempat sektor tersebut dinilai memiliki urgensi tinggi dalam menjawab tantangan ketahanan pangan, krisis iklim, dan transisi energi bersih.
Seleksi Ketat dan Kriteria Penilaian
Dari 112 pendaftar, 23 kandidat terpilih melalui proses seleksi ketat berdasarkan tiga kriteria utama, yakni Portofolio publikasi dan riwayat hidup; Pemanfaatan karya di masyarakat, industri, dan pemerintahan; dan Rekognisi dari publik dan komunitas ilmiah.
Finalis dan pemenang direncanakan akan diumumkan pada gelaran seremonial puncak Young Researcher Award 16 Desember 2025 mendatang.
Melalui YRA 2025, PPI ingin menanamkan cita-cita riset sejak dini kepada generasi muda Indonesia. Bahwa karya ilmiah yang berdampak, kolaboratif, dan beretika tinggi dapat membawa mereka menuju pengakuan global tertinggi di bidang sains, teknologi, dan sosial-kemanusiaan.
Ajang ini juga menjadi panggilan bagi anak muda untuk menekuni dunia riset di lembaga swasta, pemerintahan, maupun masyarakat. Sebab hanya negara yang berbasis risetlah yang mampu unggul dalam percaturan global.
SATUJABAR, SUMEDANG - Kementerian Kebudayaan RI menetapkan Tari Cikeruh menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Dengan…
SATUJABAR, BANDUNG - Ajang bergengsi Pasanggiri Mojang Jajaka (Moka) Kota Bandung 2025 resmi melahirkan wajah…
SATUJABAR, BADNUNG— Kota Bandung terus mempertahankan pesonanya sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia.…
SATUJABAR, JAKARTA — Permata Bank kembali menggelar program tahunan Permata CERITA (Cinta dan Edukasi daRI…
SATUJABAR, BANDUNG - Kota Bandung kembali dihadapkan pada situasi darurat sampah menyusul pembatasan kuota pembuangan…
SATUJABAR, BANDA ACEH — Tongkat estafet kepemimpinan olahraga Aceh resmi berganti. Saiful Bahri, yang akrab…
This website uses cookies.