Ilustrasi kekerasan seksual terhadap anak (foto: istock)
JAKARTA – Masa remaja merupakan fase krusial dalam kehidupan seseorang, di mana pola hidup yang dibentuk akan memengaruhi kesehatan hingga usia dewasa. Namun, hasil Global School-Based Student Health Survey (GSHS) 2023 menunjukkan tren mengkhawatirkan: perilaku berisiko di kalangan remaja Indonesia meningkat, mulai dari gangguan mental, konsumsi makanan tak sehat, hingga penyalahgunaan zat adiktif.
Hal itu disampaikan oleh Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Tin Afifah, dalam webinar bertajuk “Peran Riset Kesehatan Remaja dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045”, Selasa (17/06) dikutip situs BRIN.
“Remaja menghabiskan sekitar tujuh jam per hari di sekolah. Artinya, sekolah adalah tempat strategis untuk intervensi kesehatan,” ungkap Tin, merujuk pada data BPS 2023 yang menunjukkan angka partisipasi sekolah mencapai 96% untuk usia SMP dan 73,1% untuk usia SMA.
Kesehatan Mental Remaja Perempuan Mengkhawatirkan
Salah satu temuan paling menonjol dalam survei GSHS adalah tingginya gangguan kesehatan mental di kalangan siswa perempuan. Jumlah siswa perempuan yang secara serius memikirkan hingga mencoba bunuh diri tercatat lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki—meski angka nasional masih lebih rendah dibandingkan Thailand dan Filipina.
“Ini alarm penting. Kesehatan mental remaja, terutama perempuan, butuh perhatian khusus,” ujar Tin.
Remaja Laki-laki Mendominasi Perilaku Berisiko
Dalam aspek gaya hidup tidak sehat, siswa laki-laki lebih sering mengonsumsi minuman berpemanis, merokok, mengonsumsi alkohol, hingga terlibat dalam perilaku seksual pranikah.
Meski penggunaan rokok konvensional masih mendominasi, tren penggunaan rokok elektrik mulai meningkat—khususnya di kalangan laki-laki. Penggunaan alkohol paling tinggi ditemukan di wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Sementara itu, sekitar 1,6% siswa Indonesia mengaku pernah menggunakan obat-obatan terlarang. Meskipun jumlahnya terlihat kecil, data ini menandakan adanya celah penyalahgunaan narkoba yang harus ditangani secara serius.
Seks Bebas dan Kurangnya Aktivitas Fisik Jadi Tantangan Baru
Proporsi siswa laki-laki yang telah melakukan hubungan seksual lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan tren meningkat terlihat pada kedua kelompok. Ironisnya, siswa laki-laki juga cenderung lebih malas bergerak dibandingkan siswa perempuan—menambah daftar panjang risiko kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan penyakit jantung.
Perbedaan Regional: Di Luar Jawa-Sumatra Lebih Rentan
Survei yang melibatkan 10.059 siswa dari 79 sekolah di Indonesia ini juga mengungkap bahwa siswa dari wilayah di luar Jawa dan Sumatra memiliki angka perilaku berisiko lebih tinggi. Hal ini menegaskan pentingnya pemerataan edukasi kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Mengapa Ini Penting?
Investasi pada kesehatan remaja adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Dengan menurunkan angka perilaku berisiko sejak dini, Indonesia dapat menghindari beban penyakit tidak menular (PTM) yang terus meningkat, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan gangguan mental kronis.
“Secara umum, indikator perilaku berisiko remaja Indonesia lebih tinggi dibandingkan Brunei, tapi masih lebih baik dari Thailand dan Filipina,” pungkas Tin.
Upaya konkret perlu dilakukan, mulai dari kebijakan kesehatan berbasis sekolah hingga edukasi yang relevan dan menyentuh realitas remaja hari ini.
Keberadaan infrastruktur ini diyakini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. SATUJABAR,…
Dukungan berkelanjutan dari Pemerintah menjadi fondasi penting dalam menghadapi gejolak ekonomi global, sehingga PLN mampu…
Banjir rob itu disebabkan adanya fenomena pasang maksimum air laut di pesisir utara Jawa Barat.…
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Jum’at (20/6/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
Gelar "Haji" atau "Hajjah" kerap disertai ekspektasi masyarakat terhadap peningkatan kualitas religius dan moral. SATUJABAR,…
JAKARTA - Wilayah Rebana—yang meliputi tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat—resmi digadang sebagai kawasan industri dan…
This website uses cookies.