Tanggap darurat ini akan dilakukan selama tujuh hari, bisa diperpanjang hingga 14 hari.
SATUJABAR, INDRAMAYU — Banjir rob yang terjadi di wilayah Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, masih menyisakan masalah. Pasalnya, ratusan warga terdampak banjir rob itu kini mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di sisi lain, Pemkab Indramayu akan menetapkan status tanggap darurat pada bencana banjir rob yang melanda Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/1/2025). Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Indramayu, Sutrisno, mengatakan, status tanggap darurat rencananya akan diberlakukan mulai hari ini sampai tujuh hari kedepan.
Penetapan status tersebut saat ini hanya tinggal menunggu surat keputusan dari bupati Indramayu. “Tanggap darurat ini kami lakukan selama tujuh hari, bisa diperpanjang hingga 14 hari. Tapi mudah-mudahan tujuh hari ini bisa selesai,” ucapnya, Rabu (29/1/2025).
Banjir rob itu bermula dari ganasnya ombak yang menerjang permukiman warga Desa Eretan Kulon hingga setinggi empat meter. Ombak pun sampai membuat tembok breakwater jebol pada dua titik di Blok Kibuyut.
Dalam waktu bersamaan, tanggul Sungai Kali Menir juga jebol di satu titik. Hal itu membuat air laut dan air sungai bersamaan memasuki permukiman warga.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan hujan intensitas ringan hingga tinggi yang mengguyur wilayah itu sehari semalam sejak kemarin. Banjir pun merendam rumah-rumah warga dengan ketinggian lebih dari satu meter.
Sutrisno menyebutkan, warga yang terdampak sudah mengungsi di Balai Desa Kertawinangun dan rumah kerabat masing-masing. Dia menyebutkan, sementara tercatat ada 123 kepala keluarga (KK) yang terdampak. “Banjir menyebabkan tujuh rumah warga rusak,” jujarnya.
Sutrisno mengatakan, pihaknya akan melakukan kaji cepat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk menentukan kebutuhan yang dibutuhkan oleh warga terdampak banjir rob. “Nanti kami akan kaji cepat dengan SKPD sehingga nanti muncul pengkajian kebutuhan pasca bencana, BPBD nantinya bertugas untuk mengkoordinasikan,” katanya.
Ribuan rumah warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu terendam banjir rob, Rabu (29/1/2025). Warga pun terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ratusan warga mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur. Sedangkan ratusan warga lainnya, mengungsi di sejumlah rumah warga yang ada di pinggir jalur Pantura yang posisinya lebih tinggi.
Salah seorang warga Blok Kibuyut, Desa Eretan Kulon, Konipah, mengaku, lebih memilih mengungsi di rumah tetangganya yang ada di pinggir jalur Pantura. Pasalnya, lokasi itu lebih dekat dengan tempat tinggalnya.
“Air masuk dengan cepat. Tidak sempat menyelamatkan barang apapun, yang penting semua anggota keluarga selamat. Hanya sempat bawa baju ganti sedikit karena baju yang dipakai kan basah,” kata Konipah.
Warga lainnya, Tuti, mengaku, awalnya hanya mengungsi di pinggir jalan Pantura sambil menunggu banjir yang merendam rumahnya surut. Namun ternyata, banjir tak kunjung surut hingga ia memutuskan untuk mengungsi ke Balai Desa Kertawinangun bersama suami dan anaknya.
“Ngungsi ke balai desa ini karena lapar. Di rumah tidak bisa masak karena banjir belum surut. Alhamdulillah di balai desa ini di kasih makan nasi bungkus,’’ ucap Tuti.
Kapolsek Kandanghaur, AKP Surahmat, mengatakan, sampai siang ini, ada 50 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di Balai Desa Kertawinangun. Selain itu, adapula 72 KK lainnya yang mengungsi di sejumlah lokasi lain yang lebih aman.
Namun, hingga berita ini diturunkan, jumlah warga yang mengungsi terus bertambah. “Korban jiwa tidak ada. Hanya ada yang luka-luka, sudah kita obati,’’ kata Surahmat saat ditemui di Balai Desa Kertawinangun.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan warga yang mengungsi, Forkopimcam memberikan bantuan makanan ringan dan nasi bungkus. Hal itu dilakukan sambil menunggu pendirian dapur umum.
Korlap Tagana, Waminuddin, menyebutkan, ada tiga titik tanggul yang jebol di Desa Eretan Kulon. Yakni, satu titik tanggul sungai Kali Menir dan dua titik breakwater di Blok Kibuyut.
Kondisi itu menyebabkan air laut dan air sungai menggenangi permukiman warga secara bersamaan. Hal tersebut diperparah dengan hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. (yul)
Jasa Marga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami selama proses evakuasi berlangsung. SATUJABAR, JAKARTA --…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Rabu 5/2/2024 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
Jumlah bangunan yang disita berjumlah enam aset mulai dari kantor, gudang, gedung dan lainnya. SATUJABAR,…
Dengan keterbatasan stok, maka untuk sementara waktu beberapa jaringan SPBU BP tidak dapat melayani penjualan…
Ditlantas Polda Jabar melakukan pendampingan di lapangan bersama Korlantas Polri dalam melakukan penyelidikan kecelakaan beruntun…
Selama ini, polri terkontaminasi dengan menganggap diri sebagai institusi penegak hukum sekaligus perangkat pelaksana program-program…
This website uses cookies.