BANDUNG – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat, meresmikan lapangan padel Seven di Margasatwa, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Minggu (1/12) malam. Acara peresmian ini ditandai dengan pemotongan pita yang dilakukan oleh Wamenpora Taufik Hidayat, yang didampingi oleh istrinya, Ami Gumelar.
Setelah peresmian, Wamenpora Taufik bersama sang istri langsung mencoba bermain padel di salah satu dari empat lapangan yang tersedia. Padel, olahraga raket yang dimainkan di lapangan lebih kecil daripada tenis dan dilengkapi dengan dinding kaca atau kawat sebagai pembatas, kini semakin digemari di seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenpora Taufik Hidayat memberikan apresiasi terhadap klub Seven Padel yang telah berperan dalam mempopulerkan olahraga ini di Indonesia.
“Dengan diresmikannya venue Seven Padel ini, saya berharap akan berdampak pada meningkatnya minat olahraga padel di kalangan anak-anak muda,” ujar Wamenpora Taufik setelah acara peresmian dilansir situs Kemenpora.
Taufik juga berharap agar fasilitas olahraga padel dapat semakin berkembang dan hadir di lebih banyak kota di Indonesia. “Sangat bagus melihat semakin banyak komunitas padel di Indonesia saat ini. Mudah-mudahan ke depannya fasilitas seperti ini dapat merata di berbagai kota dan mendunia. Olahraga apa pun itu, kita dukung, karena olahraga adalah kegiatan yang sangat sehat,” tambahnya.
Seven Padel dirancang untuk pemain dari berbagai tingkatan level, dengan empat lapangan berventilasi luas yang memberikan pengalaman bermain yang maksimal.
Padel adalah olahraga raket. Ini berbeda dengan olahraga yang dikenal di Amerika Serikat dan Kanada sebagai tenis dayung.
Padel biasanya dimainkan dalam nomor ganda di lapangan tertutup yang berukuran sepertiga lapangan tenis. Skornya sama dengan tenis normal dan bola yang digunakan serupa tetapi dengan tekanan yang lebih sedikit.
Perbedaan utamanya adalah bahwa lapangan memiliki dinding dan bola dapat dimainkan darinya dengan cara yang sama seperti dalam permainan skuas dan digunakan pemukul yang solid dan tanpa tali. Tinggi bola yang dilayani harus setinggi atau di bawah pinggang.
Olahraga ini ditemukan di Acapulco, Meksiko, oleh Enrique Corcuera pada tahun 1969.
Saat ini paling populer di Spanyol, Meksiko dan Andorra serta negara-negara Amerika Hispanik seperti Argentina, meskipun sekarang mulai menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa dan benua lain.
BANDUNG - Pada pertandingan ketiga di Grup B dalam babak penyisihan MS Group Stage pada…
BANDUNG - Pada pertandingan hari ini di Grup A, Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan…
BANDUNG – Persib Bandung vs Malut United skor 2-0 untuk tuan rumah Maung Bandung pada…
SATUJABAR, JAKARTA-- Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono, mengucapkan selamat…
BANDUNG - Jasa Marga memprediksi puncak arus keluar Jakarta pada libur Natal 2024 akan terjadi…
BANDUNG - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) menduga bahwa…
This website uses cookies.