Vihara Bandung bersiap menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. (FOTO: Humas Kota Bandung)
SATUJABAR, BANDUNG – Vihara Bandung bersiap sambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili.
Lilin-lilin besar tampak menjulang di sudut-sudut vihara Bandung, salah satunya di Vihara Dharma Ramsi.
Pada 10 Februari 2024 akan menjadi hari istimewa bagi umat Konghucu dan sebagian etnis Tionghoa. s
Petugas Vihara Dharma Ramsi, Asikin menyebut, proses pembuatan lilin ini sudah dilakukan sejak September 2023.
Di sini, lilin-lilin ini dibuat sesuai pesanan, dan ada 4 ukuran lilin mulai dari 25 kati, 50 kati, 100 kati, dan 200 kati. Adapun 1 kati lilin memiliki berat sekitar 6,25 ons.
“Untuk lilin besar ukuran 200 ini, produksi satu lilin memerlukan waktu 3 hari. Makanya, kami sudah memproduksi sejak lama,” ujar Asikin dilansir bandung.go.id.
Meski tampak megah dan ikonik, nyatanya lilin ini menyiratkan pesan yang sangat sederhana dan mendasar bagi kehidupan manusia dan alam semesta.
Lilin yang satu paketnya berjumlah dua atau sepasang ini memiliki dibubuhi tulisan di tubuhnya. Karena satu pasang, ada dua tulisan yang nyatanya memiliki dua pesan.
“Pertama ini maknanya keluarga aman sejahtera, segala permasalahan tidak ada,” ujar Asikin menunjuk salah satu lilin berukuran 200.
“Satunya lagi bermakna usaha maju, keuangan maju,” katanya menambahkan.
Ia menyebut, pesan tersebut selalu sama dari tahun ke tahun perayaan Imlek, dan di setiap ukuran lilin yang dibuat.
Asikin menuturkan, dua harapan di tahun naga ini adalah kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat beragama.
“Kita sudah pernah dipukul oleh pandemi. Syukur, saat ini sudah berlalu. Ini kesempatan untuk sama-sama, semoga para naga ini membuka pintu rejeki kita,” ucapnya.
Sebagai informasi, tahun 2575 Kongzili merupakan Tahun Naga dalam kepercayaan etnis Tionghoa. Adapun tema yang diusung pada Imlek tahun ini adalah “Naga Terbang Melayang Kebahagiaan Kampung Halaman”.
Di sisi lain, Budhi juga sudah tidak meragukan lagi tingkat toleransi antar umat beragama di Kota Bandung. Ia menjagokan Bandung sebagai kota yang sangat toleran, meski dihuni masyarakat yang berlatar belakang majemuk.
“Toleransi di kita ini menjunjung tentang leluhur. Dan kami rasa karena faktor ini, makanya di Kota Bandung rukun, khidmat dalam beribadah,” ujarnya.
Ia mencontohkan di kawasan Cibadak, Kota Bandung. Saat ada pertunjukkan Barongsai dalam kirab budaya Cap Go Meh misalnya, pertunjukkan ini bukan hanya milik salah satu umat beragama atau salah satu etnis tertentu saja, tetapi sudah menjadi milik seluruh warga yang terlibat. Apapun suku, ras, dan agamanya.
“Kegiatan-kegiatan di sini akhirnya berbasis kebudayaan, Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu pengurus di Vihara Dharma Ramsi, Asikin. Ia mengungkapkan, dua harapan di tahun naga ini adalah kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat beragama.
“Kita sudah pernah ‘dipukul’ oleh pandemi. Syukur, saat ini sudah berlalu. Ini kesempatan untuk sama-sama, semoga para naga ini membuka pintu rezeki kita,” ucapnya.
Malam ibadah Hari Raya Imlek nantinya akan digelar 9 Februari 2024, dilanjutkan dengan kegiatan ibadah pada 10 Februari 2024.
JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi menunjuk pelatih asal Jepang, Akira Higashiyama,…
SUMEDANG - Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menghadiri grand opening Pemancingan Balong Anwar Cibeureum (BAC)…
SATUJABAR, BANDUNG – Portugal juara UEFA Nations League 2025 setelah mengalahan Spanuol melalui drama adu…
BANDUNG - Ajang lari massal Soekarno Run 2025 resmi digelar di Kota Bandung sebagai bagian…
SATUJABAR, BANDUNG – Indonesia gagal raih juara di kandang sendiri pada turnamen Kapal Api Indonesia…
SATUJABAR, BANDUNG--Bobotoh Persib yang terjatuh dari Flyover Mochtar Kusumaatmadja, atau Flyover Pasupati, Kota Bandung, Jawa…
This website uses cookies.