Rosan Perkasa Roeslani Tutup Masa Jabatan dengan Prestasi Emas di PABSI

BANDUNG – Rosan Perkasa Roeslani berhasil menuntaskan masa kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) untuk periode 2020-2024 dengan torehan prestasi gemilang. Masa bakti Rosan resmi berakhir pada Musyawarah Nasional (Munas) PABSI 2024 yang digelar pada 5 November 2024, dengan catatan sejarah yang mengesankan.

Dalam masa kepemimpinannya, PABSI berhasil mencapai target ambisius yang sebelumnya belum pernah tercapai: meraih medali emas Asian Games, memecahkan rekor dunia, dan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade. “Alhamdulillah, sekarang ketiganya tercapai,” ujar Rosan dengan bangga, sembari mengucapkan terima kasih atas dukungan anggota PABSI dan pihak-pihak terkait.

Salah satu pencapaian terbesar yang dibanggakan adalah kemenangan Rizki Juniansyah yang mempersembahkan medali emas angkat besi pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris 2024. “Tradisi menjaga medali di Olimpiade, Insya Allah ke depan kita akan menjaga tradisi medali emas Olimpiade,” tegas Rosan setelah pencapaian tersebut.

Rosan juga mengapresiasi kinerja solid seluruh pengurus provinsi (Pengprov) PABSI yang mendukung program pembinaan atlet di berbagai daerah. “Kami bekerja sangat solid, tidak hanya di pusat, tetapi juga di daerah-daerah,” jelasnya. Pada Munas PABSI 2024, hadir 30 pengurus provinsi dari total 31 provinsi di Indonesia.

Selain itu, Rosan memuji dukungan dari PT Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi besar dalam pembinaan atlet angkat besi. “Ini adalah hasil dari pembinaan kami selama 9 tahun terakhir. Alhamdulillah, kami bisa melahirkan atlet-atlet dunia,” tambahnya, mengungkapkan rasa syukur atas hasil kerja keras seluruh pihak.

Sementara itu, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, dalam sambutannya pada pembukaan Munas PABSI 2024, menyampaikan penghargaan tinggi kepada Rosan dan seluruh jajaran PABSI atas pencapaian luar biasa tersebut. “Saya berharap prestasi yang telah diraih dapat terulang kembali dan bahkan lebih baik lagi,” ujarnya.

Marciano pun mengusulkan target ambisius untuk Olimpiade Los Angeles 2028, dengan harapan Indonesia dapat meraih dua medali emas. “Angkat besi menjadi andalan Indonesia pada Olimpiade yang akan datang,” tegas Marciano.

Menanggapi hal tersebut, Rosan yang kini mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum PABSI untuk periode 2024-2028, menyatakan optimisme. “Merebut emas lebih mudah daripada mempertahankan, tapi kita tidak hanya ingin mempertahankan, kita ingin terus meningkatkan prestasi,” ujar Rosan dengan penuh keyakinan.

Pada kesempatan yang sama, PABSI juga merayakan keberhasilan atlet-atlet muda yang tampil gemilang di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Sebanyak 8 atlet berhasil memecahkan 19 rekor nasional dan 16 atlet lainnya memecahkan 39 rekor PON. Keberhasilan ini semakin menegaskan adanya talenta muda yang siap membawa angkat besi Indonesia menuju prestasi lebih tinggi.

Marciano juga memberikan apresiasi kepada PT Pupuk Indonesia yang terus memberikan dukungan bagi prestasi angkat besi. “PT Pupuk Indonesia selalu berada di belakang prestasi membanggakan para atlet angkat besi Indonesia di kancah dunia,” ujarnya.

Keberhasilan PABSI di bawah kepemimpinan Rosan juga tak lepas dari transformasi organisasi yang telah dilaksanakan. Kini, PABSI menjadi organisasi dengan tiga cabang olahraga terpisah, masing-masing memiliki induk federasi internasional sendiri, yang memungkinkan fokus lebih pada prestasi angkat besi. “Setelah melakukan transformasi organisasi, prestasi angkat besi semakin melejit,” puji Marciano.

Transformasi ini terjadi di bawah kepemimpinan Rosan, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum PB.PABBSI pada periode 2016-2020, yang menjadi cikal bakal prestasi luar biasa ini.

Menpora RI Dito Ariotedjo juga mengapresiasi transformasi organisasi PB.PABSI. Ia juga menetapkan target yang sebelumnya disampaikan Ketum KONI Pusat, yakni menambah emas Olimpiade.

“Di pengurusan berikutnya, sejarahnya juga harus bertambah. Jadi kalau kemarin satu emas, kalau untuk Olimpiade Los Angeles, minimal nambah satu medali emas lagi, minimal!,” tegasnya.