Pelabuhan Patimban.(FOTO: Humas Kemenhub)
JAKARTA – Wilayah Rebana—yang meliputi tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat—resmi digadang sebagai kawasan industri dan metropolitan baru yang akan mendorong laju ekonomi nasional. Diperkuat infrastruktur strategis seperti Pelabuhan Internasional Patimban dan Bandara Kertajati, kawasan ini dijuluki sebagai “mesin pertumbuhan ekonomi masa depan” menuju Indonesia Emas 2045.
Kawasan Rebana terdiri dari Kabupaten Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, serta Kota Cirebon. Dengan luas mencakup 20% wilayah Jawa Barat dan populasi hampir 10 juta jiwa, kawasan ini menyumbang sekitar 19% terhadap PDRB provinsi.
“Dalam visi menuju Indonesia Emas 2045, Kawasan Rebana diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, tidak hanya untuk Jawa Barat tapi juga nasional,” ujar Deputi Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin dalam The 2nd Joint Coordinating Committee (JCC) Meeting for Rebana Area Development yang digelar Selasa (17/6) di Jakarta.
Rebana: Proyek Strategis yang Didukung Penuh Negara
Tak tanggung-tanggung, Rebana telah ditetapkan dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2021 sebagai proyek percepatan pembangunan, dan menjadi rumah bagi sederet Proyek Strategis Nasional (PSN). Termasuk di dalamnya adalah Tol Cisumdawu, Bendungan Jatigede dan Cipanas, Kawasan Industri Patimban, serta dua raksasa logistik: Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban.
Patimban sendiri menjadi perhatian khusus. “Ini salah satu capaian besar. Tahap kedua pembangunannya masih berjalan, dan diharapkan mampu menghidupkan aktivitas ekspor-impor, relokasi industri, serta menciptakan rantai logistik baru,” tegas Rudy.
Dibangun dengan Zonasi dan Data, Disiapkan untuk Masa Depan
Dalam pertemuan JCC kali ini, Pemerintah RI dan JICA (Japan International Cooperation Agency) membahas kemajuan penyusunan masterplan kawasan. Tiga hasil utama yang ditargetkan dari kerja sama ini meliputi:
Pemutakhiran Rencana Induk Rebana dan penetapan proyek prioritas,
Penguatan sistem pelaksanaan proyek, serta
Penyusunan rencana teknis proyek unggulan.
“Pembangunan kawasan dilakukan dengan pendekatan zonasi berdasarkan sektor unggulan. Ini tidak hanya terarah, tapi juga berkelanjutan,” jelas Rudy.
Kolaborasi Pusat, Daerah, dan Internasional
Pertemuan tersebut juga menyepakati struktur keanggotaan JCC dan Executive Committee (EC), yang terdiri dari perwakilan kementerian, pemda, dan mitra internasional. Hadir dalam forum ini antara lain Deputi Kemenko Infrastruktur Nazib Faizal, Dirjen Hubla Kemenhub Muhammad Masyhud, Asisten Daerah Jabar Sumasna, serta Senior Representative JICA Indonesia Kazuyuki Kakuda.
Rudy menutup pertemuan dengan seruan kolaboratif. “Mari jadikan Rebana sebagai lokomotif ekonomi baru Indonesia yang berdaya saing global, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Ini misi besar menuju Indonesia Emas 2045.”
Keberadaan infrastruktur ini diyakini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. SATUJABAR,…
Dukungan berkelanjutan dari Pemerintah menjadi fondasi penting dalam menghadapi gejolak ekonomi global, sehingga PLN mampu…
Banjir rob itu disebabkan adanya fenomena pasang maksimum air laut di pesisir utara Jawa Barat.…
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Jum’at (20/6/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
Gelar "Haji" atau "Hajjah" kerap disertai ekspektasi masyarakat terhadap peningkatan kualitas religius dan moral. SATUJABAR,…
JAKARTA - Masa remaja merupakan fase krusial dalam kehidupan seseorang, di mana pola hidup yang…
This website uses cookies.