Ilustrasi mahasiswa penyendiri. (foto: istimewa)
Penyidik tidak menemukan tanda-tanda atau bukti yang mengarah korban adalah korban perundungan.
SATUJABAR, BANDUNG — Satreskrim Polres Sumedang melakukan penyelidikan terkait faktor utama penyebab JAA (24 tahun) mahasiswa ITB diduga melakukan aksi bunuh diri loncat dari lantai 27 apartemen Pinewood, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu (20/11/2024).
Polisi telah memintai keterangan dari teman-teman serta orang tua korban serta pihak apartemen terkait peristiwa itu. Kasatreskrim Polres Sumedang AKP Uyun Saeful mengatakan, pihaknya juga telah memeriksa kamera CCTV yang memperlihatkan aktivitas korban sebelum ditemukan meninggal dunia.
“Memang yang bersangkutan penyendiri dan pendiam dari pihak orang tua,” ucap dia, Rabu (20/11/2024).
Terkait informasi yang beredar di media sosial termasuk soal korban merupakan korban perundungan, Uyun mengungkapkan, masih fokus menelusuri faktor penyebab korban mengakhiri hidupnya.
Dalam penyelidikan yang dilakukan, dia mengatakan, tidak akan terpengaruh oleh kabar yang beredar di media sosial dan warganet. Fakta di tempat kejadian perkara, katanya, tidak ditemukan tanda-tanda atau bukti yang mengarah korban adalah korban perundungan.
Sebelumnya, kampus ITB mengungkapkan JAA (24 tahun) mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB yang diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 27 apartemen Pinewood, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (19/11/2024) baru tiga bulan masuk di ITB. Mereka menduga penyebab terjadinya peristiwa itu karena sejumlah faktor yang dialami korban.
“Kita sedih karena almarhum baru tiga bulan kuliah di ITB, saat dimana biasanya para mahasiswa baru sedang bergembira, dan bersemangat setelah lolos dalam seleksi yang ketat dan diterima berkuliah di ITB,” ucap Direktur Kemahasiswaan ITB Prasetyo Adhitama saat dikonfirmasi, Rabu (20/11/2024).
Dia mengungkapkan, peristiwa tersebut dapat terjadi karena diduga oleh berbagai faktor dan tidak pernah tunggal karena satu penyebab. Beberapa di antaranya seperti karena lingkungan masyarakat atau sosial.
Selain itu, karena stres kuliah, masalah keluarga atau masalah pertemanan dan lainnya. Tidak hanya itu, diduga hal itu dapat terjadi karena dari masalah mental masa lalu bahkan sejak kecil atau duduk di bangku sekolah.
“Biasanya kasus fatal seperti ini faktornya banyak tidak pernah tunggal,” ungkap dia. (yul)
CIBINONG - Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut gelaran Hari Jadi Bogor (HJB) Run 2025 sebagai…
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima ucapan selamat Iduladha 1446 Hijriah/2025 Masehi secara…
SATUJABAR, BANDUNG – Pasangan ganda putra Indonesia Sabar Karyawan Gutama/Reza Pahlevi mampu mengalahkan pasangan Malaysia…
BRASILIA, Brasil - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo resmi menandatangani…
BANDUNG Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mendapat kehormatan menyembelih hewan kurban dari Presiden Republik Indonesia…
SATUJABAR, CIANJUR--Mayat wanita muda ditemukan membusuk tanpa busana di aliran Sungai Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Jawa…
This website uses cookies.