Padudan atau pipa rokok.(Foto: Humas Pemkab Sumedang)
Sekelompok pecinta pipa rokok atau padudan di Sumedang melestarikan seni dan tradisi yang unik. Teguh (44) Ketua Smoking Pipe Community, yang juga seorang ASN di UPTD Dinas PUTR Kecamatan Ujungjaya, mengatakan komunitas ini telah berjalan lebih dari satu tahun dengan slogan khas mereka, “Salam Satu Asap.” “Komunitas ini kami bentuk sebagai ajang silaturahmi sesama pecinta pipa rokok. Kami sering mengadakan kopi darat untuk berbagi pengalaman, dan ke depannya komunitas ini ingin lebih berkembang lagi,” ujarnya, Kamis (27/2/2025) dikutip dari situs Pemkab Sumedang.
Komunitas yang berbasis di GOR PKPRI, Jalan. Dokter Saleh No.1, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan memiliki sekitar 55 anggota dari berbagai macam profesi, mulai dari ASN, pensiunan polisi, pegawai swasta, guru, hingga masyarakat umum. Mereka juga berkumpul di Desa Marongge dan Café Batu Ali di Regol Wetan.
Dikatakan Teguh, komunitas ini tidak hanya sekadar menikmati pipa rokok, komunitas ini juga memproduksi berbagai jenis padudan dengan bahan berkualitas tinggi. Beberapa bahan yang digunakan diantaranya terbuat dari Kayu Sonokeling, Kelapa, Fornis, Galih Asem, Kaboa, Tali Arus, Kelor, bahkan Gading Gajah dan Tanduk Rusa. “Bahan kayu seperti Sonokeling mereka ambil bahan yang sudah tidak terpakai dari hutan di daerah Buahdua, Surian, Tomo, dan Ujungjaya dengan konsep daur ulang. Kami hanya mengambil bagian akar atau dahan yang sudah mati agar tidak terbentur proses hukum, karena kayu Sonokeling ini termasuk kayu yang dilindungi seperti kayu Jati,” ungkapnya.
Teguh menjelaskan, setiap pipa rokok dibuat dengan seni yang khas. Ada yang berbentuk lilitan ular dari kayu Fornis, pipa panjang 33 cm dari akar Sonokeling, hingga desain unik dari Kaboa yang menyerupai tokoh Wayang Petruk. Sementara itu, pipa dari Gading Gajah memiliki nilai seni yang tinggi karena proses pembuatannya membutuhkan keahlian khusus. “Keunikan dan keindahan pipa rokok buatan kami menarik perhatian banyak pembeli, tidak hanya dari Sumedang tetapi juga dari Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Harga pipa rokok bervariasi, mulai dari Rp50 ribu hingga Rp. 3 juta, tergantung bahan, tingkat kesulitan, dan nilai seni yang terkandung di dalamnya,” katanya.
Namun demikian, Teguh mengakui bahwa produksi pipa rokok masih menghadapi kendala. Tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan dana, bahan baku, serta tingkat kesulitan pembuatan yang sangat bergantung pada mood pengrajin. Untuk merawat pipa rokok, komunitas menyarankan penggunaan madu dan cotton bud agar tetap bersih dan terjaga kualitasnya. Ada perbedaan cukup signifikan merokok menggunakan padudan dibanding tanpa pipa. “Semakin panjang pipa, tarikan rokok menjadi lebih ringan. Pipa dari Gading Gajah bahkan memberikan sensasi gurih dan dingin, serta terlihat lebih elegan,” tambah Teguh.
Ke depan, Teguh berharap komunitas Smoking Pipe Community bisa terus berkembang dengan dukungan dana dan bahan baku yang lebih terjamin. Mereka juga bercita-cita membentuk badan usaha agar komunitas memiliki pemasukan yang lebih stabil. Bagi yang ingin melihat langsung proses pembuatan atau memesan pipa rokok, bisa datang langsung ke alamat komunitas atau menghubungi Teguh di 082263065442 dan Tedy di 082119339443.
BANDUNG - Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menerima kunjungan Profesor Jhon Choi, seorang guru besar…
BANDUNG - Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, melakukan dua penandatanganan kesepakatan dengan PT Alita Praya…
BANDUNG – Ganda campuran Indonesia di All England 2025 kandas dari pemain China pada laga…
BANDUNG – Dua ganda putra Indonesia di All England 2025 masuk babak semi final dan…
BANDUNG – Tunggal putri Indonesia di All England 2025 habis setelah Gregoria Mariska Tunjung tumbang…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Sabtu 15/3/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
This website uses cookies.