Tutur

Pantai Baro: Sentra Kehidupan & Tradisi di Pesisir Cirebon

BANDUNG – Pantai Baro di pesisir Kabupaten Cirebon yang mungkin belum dikenal luas, tetapi keberadaannya memainkan peran penting bagi masyarakat setempat.

Pantai Baro, dengan keindahan dan keasriannya, adalah rumah bagi para nelayan dan pengrajin ikan teri asin yang menghidupi tradisi dan kehidupan mereka di pantai ini.

Setiap pagi, saat matahari terbit, suara ombak yang memecah di pantai disertai aroma asin laut menyambut kedatangan perahu-perahu nelayan.

Mereka membawa hasil tangkapan laut yang melimpah, namun ikan teri tetap menjadi primadona di antara hasil laut lainnya.

Ikan teri yang kecil ini kemudian diproses dengan penuh kehati-hatian, mengikuti tradisi yang telah diwariskan turun-temurun oleh penduduk setempat.

Salah satu pengrajin ikan teri asin yang menjaga tradisi ini adalah Udin, seorang ayah dari tiga anak. Selama lima tahun terakhir, Udin telah mengabdikan diri untuk produksi ikan teri asin.

Di bawah sinar matahari yang terik, Udin dengan telaten mengawasi proses penjemuran ikan teri, tahap krusial yang menentukan kualitas produk akhir.

“Jika permintaan tinggi, saya juga mendapatkan ikan teri dari daerah Jawa Tengah. Produk ikan teri asin kami tidak hanya populer di pasar lokal, tetapi juga di Jakarta dan Palembang,” kata Udin dilansir situs Pemkab Cirebon.

Keunggulan Produk

Keistimewaan ikan teri asin produksi Pantai Baro menjadikannya favorit di berbagai kota besar, terutama selama hari-hari besar seperti Lebaran dan Natal.

Namun, di balik kelezatan ikan teri asin ini, terdapat proses panjang yang memerlukan keahlian khusus.

“Proses pembuatan teri asin ini melibatkan beberapa langkah penting. Mulai dari pemilihan ikan berkualitas, proses penggaraman, hingga penjemuran yang harus dilakukan dengan tepat,” jelas Udin sambil menunjukkan hamparan ikan teri yang sedang dijemur.

Menurut Udin, perebusan ikan teri memakan waktu tiga hingga empat jam, diikuti dengan penggaraman yang merupakan kunci kelezatan. Setelah itu, ikan teri ditiriskan dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna. Cuaca berperan penting dalam proses ini.

“Jika cuaca panas, penjemuran bisa memakan waktu setengah hari, tapi jika cuaca buruk, prosesnya bisa lebih lama dan kualitas teri asin bisa menurun,” tambahnya.

Meski industri ikan teri asin di Pantai Baro mengalami tantangan, seperti penurunan harga dari Rp35 ribu menjadi Rp33 ribu per kilogram akibat melimpahnya pasokan ikan teri dari luar Pulau Jawa, produksi ikan teri asin tetap menjadi sumber penghidupan utama. Industri ini tidak hanya menopang kehidupan keluarga, tetapi juga menyediakan lapangan kerja bagi warga sekitar.

Di balik setiap butir ikan teri asin yang gurih dan renyah, terdapat cerita perjuangan dan dedikasi para pengrajin di Pantai Baro.

Tradisi ini lebih dari sekadar bisnis; ini adalah warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Pantai Baro, meski kecil, memiliki peran yang signifikan dalam menjaga tradisi dan memberikan harapan bagi banyak orang.

Editor

Recent Posts

Dikawal Kapolsek, Kakak-Beradik Penderita Gangguan Jiwa di Sukabumi Dibawa ke Rumah Sakit

SATUJABAR, SUKABUMI -- Dua Kakak-beradik, HA, 36 tahun dan SA, 32 tahun, akhirnya bisa terbebas…

7 jam ago

Indonesia Tumbang 1-2 dari China di Kualifikasi Piala Dunia 2026

SATUJABAR, BANDUNG -- Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Timnas China setelah kalah 1-2 di Kualifikasi…

12 jam ago

Meski Unggul Telak di Survei Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Saya Tidak Berdiam, Terus Turun ke Lapangan

Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan mencapai 75,7 persen. SATUJABAR,…

12 jam ago

Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI, 8 Oktober 2024

Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI, tanggal 8 Oktober 2024 1. Sdr. Riyan Ardiansyah (pemain Tim…

12 jam ago

AMSI Papua: Teror Bom di Kantor Redaksi JUBI Ancaman Kebebasan Pers di Papua

BANDUNG - Kasus teror bom di Kantor Redaksi JUBI di Kota Jayapura, Provinsi Papua pada…

13 jam ago

Kasus Pembunuhan Pemuda Sebatang Kara di Sukabumi Direkonstruksi Polisi

SATUJABAR, BANDUNG - Kasus pembunuhan Diki Jaya, pemuda berusia 21 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa…

14 jam ago

This website uses cookies.