Berita

Menteri PPPA: 1 dari 4 Perempuan Indonesia Alami Kekerasan

Kasus kekerasan terhadap perempuan tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah.

SEMARANG — Satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan. Hal itu menjadi indikator bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan masih tinggi.

“Survei nasional pengalaman hidup perempuan, satu dari empat perempuan itu pernah mengalami kekerasan. Artinya bahwa tingkat kekerasan kita cukup tinggi,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi seusai menghadiri acara Peluncuran Relawan Paralegal Muslimat NU di Gedung Gradhika, Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Semarang, Ahad (20/4/2025).

Dia pun sempat merespons pertanyaan tentang beberapa kasus kekerasan seksual yang mencuat belakangan ini, termasuk kasus dugaan pemerkosaan oleh dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

“Itu bentuk keprihatinan kita bersama. Saat ini kami sedang melakukan pendalaman dan mencarikan solusi terbaik. Yang pasti korban secara hukum harus terus dilakukan dan kami lebih fokus pada pendampingan para korban,” ucapnya.

Menurut Arifah, kasus kekerasan terhadap perempuan tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah. Oleh sebab itu, dia mengapresiasi, adanya paralegal Muslimat NU yang bakal berperan melakukan pendampingan kepada masyarakat, terutama perempuan, ketika mengalami kekerasan.

“Mudah-mudahan ini menjadi solusi bersama kita mengurangi atau paling tidak sudah semakin kecil angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Arifah.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin mengungkapkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di provinsinya masih mengalami peningkatan. “Setiap tahunnya memang ada kenaikan, dari tahun ke tahun. Yang terakhir (2024), ada sekitar 1.300 sekian laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dia turut mengapresiasi, peluncuran paralegal Muslimat NU yang bakal turut berperan aktif dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan. “Kami senang, Pemprov Jateng saat ini sudah melakukan MoU dengan Muslimat NU. Ini bentuk sinergi yang penting,” ujar Taj Yasin.

Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), korban kekerasan terhadap perempuan di Jateng meningkat dari 939 kasus pada 2022 menjadi 1.019 pada 2024. Di periode yang sama korban anak naik dari 1.214 menjadi 1.349 kasus. Bentuk kekerasan paling dominan adalah fisik pada perempuan (41,3 persen) dan seksual pada anak (46,6 persen). (yul)

Editor

Recent Posts

Harga Emas Antam Selasa 26/8/2025 Rp 1.932.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Selasa 26/8/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

15 jam ago

Dukung Pendidikan Tinggi, bank bjb Arahkan Universitas Ekuitas Indonesia Menjadi Kampus Unggul Global

SATUJABAR, BANDUNG - Pendidikan selalu menjadi pilar penting dalam mencetak generasi unggul yang mampu menjawab…

15 jam ago

Rekomendasi Saham Selasa (26/8/2025) Emiten Jawa Barat

SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Selasa (26/8/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…

16 jam ago

Angklung Mengguncang Kebun Binatang Sydney dan Museum Tertua di Australia

SATUAJABAR, SYDNEY – Tim Muhibah Angklung (TMA), komunitas seni budaya asal Bandung yang konsisten memperkenalkan…

16 jam ago

Presiden Prabowo Anugerahkan Tanda Kehormatan untuk Hoegeng dan Ben Mboi

SATUJABAR, JAKARTA - Dua tokoh nasional yang dikenal karena pengabdian luar biasa mereka dianugerahi Tanda…

17 jam ago

Presiden Prabowo Beri Tanda Kehormatan untuk 141 Tokoh Berjasa

SATUJABAR, BANDUNG - Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia kepada para tokoh di…

17 jam ago

This website uses cookies.