Tutur

Menjaga Napas Leluhur: Cerita dari Festival KISC 2025 di Garut

Hari yang cukup cerah di langit Tarogong Kidul, Garut. Udara sejuk terasa di kawasan SOR RAA Adiwijaya bercampur nuansa semangat membara yang terasa.

Hari itu, 7 Agustus 2025, bukan hari biasa bagi pencinta budaya. Di sanalah digelar Festival Kasundan International Silat Camp (KISC) 2025 — sebuah perayaan warisan leluhur yang kini menggema hingga ke mancanegara.

Di tengah riuh tepuk tangan peserta dan tamu undangan, Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, melangkah mantap menuju panggung. Wajahnya berseri, bukan hanya karena antusiasme yang terpancar dari ratusan pesilat muda, tetapi juga karena keyakinannya: bahwa pencak silat bukan sekadar bela diri, melainkan napas hidup budaya bangsa.

“Pencak silat itu bukan sekadar gerakan fisik. Di dalamnya ada nilai hidup, ada estetika, ada keberanian,” ucapnya lantang. Suaranya menggema di aula, menyentuh hati banyak yang hadir dikutip laman Pemkab Garut.

Putri menyebut kehadiran peserta dari berbagai negara — mulai dari Jepang, Rusia, Prancis, hingga Amerika Serikat — sebagai anugerah yang membawa harum nama Garut. Ia tak hanya bangga, tapi juga terpanggil untuk menjaga warisan ini agar tak lekang oleh zaman.

“Jangan pernah lelah menjaga pencak silat. Ini warisan yang harus terus hidup — menjadi napas anak cucu kita,” pesannya penuh harap.

Silat: Dari Garut Menuju Dunia

Di antara keramaian, hadir pula Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Dalam sambutannya, ia mengingatkan kembali pencak silat sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2019.

“Melalui KISC, kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga menjalankan amanat konstitusi: memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia,” katanya tegas.

Baginya, KISC lebih dari sekadar ajang festival. Ia adalah panggung diplomasi budaya, tempat para guru, pendekar, dan murid dari berbagai belahan dunia berkumpul, berbagi teknik, filosofi, dan rasa hormat terhadap tradisi.

Dan benar saja, bukan hanya pesilat profesional yang hadir. Salah satu sesi menampilkan 150 anak berkebutuhan khusus yang ikut merasakan indahnya pencak silat. Sebuah momen yang membuat banyak mata berkaca-kaca — bukti bahwa silat bukan milik satu golongan, tapi milik semua.

Langkah Awal Menuju Generasi Melek Budaya

Di balik panggung, Dimas Tresna Aditya, Ketua Pelaksana KISC 2025, menceritakan asal muasal acara ini. Semua bermula dari sosok Cecep Arif Rahman, pesilat sekaligus aktor internasional, yang mendirikan KISC pada 2017. Visi mereka sederhana tapi kuat: memperkenalkan pencak silat ke panggung global.

“Kami ingin membangun ruang kolaborasi. Supaya pesilat dari berbagai negara bisa saling belajar dan bersahabat lewat budaya,” ujar Dimas.

KISC 2025 berlangsung selama delapan hari, dari 1–8 Agustus, dan diikuti oleh lebih dari 50 peserta dari tujuh negara. Ada pertunjukan, pelatihan, hingga sesi dialog budaya yang memperkaya wawasan semua yang hadir.

Garut, Rumah yang Membanggakan

Di hari itu, Garut tidak hanya menjadi tuan rumah, tapi juga rumah kebudayaan. Sebuah panggung yang menunjukkan bahwa tradisi bisa hidup berdampingan dengan dunia modern, bahwa warisan leluhur bisa tetap membara di hati generasi muda — asal dijaga dengan cinta dan rasa bangga.

Festival KISC 2025 telah usai, tapi semangatnya belum. Di dalam dada ratusan pesilat muda, nilai-nilai pencak silat terus bergetar: keberanian, hormat, dan keselarasan.

Dan seperti yang diucapkan Putri Karlina, warisan ini akan terus menjadi napas hidup, selama ada yang bersedia menjaganya.

Editor

Recent Posts

Jabar Tertinggi Kasus Keracunan MBG, Korban Capai Ribuan Orang

SATUJABAR, BANDUNG--Kasus keracunan massal makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat tertinggi hinga…

30 menit ago

Kapolri Minta Kasus Keracunan MBG Diusut

SATUJABAR, JAKARTA--Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya mengusut kasus keracunan makanan program Makan Bergizi…

2 jam ago

Kasus TPPO: Kakak-Beradik ‘Penjual’ Reni Sukabumi ke China Ditangkap

SATUJABAR, SUKABUMI--Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa Reni Rahmawati, 23 tahun, mulai menemui…

3 jam ago

Harga Emas Sabtu 27/9/2025 Rp 2.191.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Sabtu 27/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…

3 jam ago

Menparekraf Gandeng AKKSI: Perkuat Peran Kreator Konten untuk Ekonomi Digital Indonesia

SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan komitmennya dalam mendukung ekosistem konten…

9 jam ago

Kemenpar Ajak Himpunan Humas Hotel Sebar Luaskan Publikasi Pariwisata Berkelanjutan

SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajak Himpunan Humas Hotel (H3) Indonesia untuk turut aktif…

9 jam ago

This website uses cookies.