Penularan Mpox sampai pada mausia dan penularan dari manusia ke manusia (Sumber : https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2023.1132250/)
BANDUNG – Monkeypox (Mpox) menjadi kabar yang meresahkan bagi masyarakat beberapa waktu terakhir ini.
Pada tanggal 14 Agustus 2024, WHO menetapkan kembali status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk Mpox.
Selama tahun 2022-2024, Kementerian Kesehatan RI mencatat terdapat 88 kasus Mpox di Indonesia. Di antaranya 74 kasus hingga tahun 2023 dan 14 kasus di tahun 2024.
Untuk memberikan informasi terkini perkembangan Mpox, Organisasi Riset Kesehatan (ORK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menyelenggarakan webinar bertajuk “Apa kabar Mpox?” pada Rabu 4 September 2024 pukul 09.00 WIB.
Untuk mencegah peningkatan kasus Mpox, pemerintah melakukan gerak cepat dengan memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas pelaku perjalanan melalui aplikasi SATUSEHAT Health Pass.
Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika. Virus Mpox Clade Ib terindikasi memiliki derajat keparahan yang lebih tinggi, penularan lebih cepat, termasuk menular ke populasi anak-anak.
Kepala ORK BRIN, Ni Luh Putu Indi Dharmayanti menjelaskan, Mpox dipengaruhi oleh beberapa clade yaitu clade Ia, clade lb, dan clade Ilb. Clade Ia berkaitan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak dan juga dewasa dengan manifestasi klinis yang lebih berat. Sedangkan clade lb dan Ilb, penularan antar manusia sebagian besar terjadi melalui kontak seksual.
“BRIN sebagai badan organisasi riset memiliki salah satu tanggung jawab dalam upaya pencegahan wabah/KLB di Indonesia. Penelitian lebih lanjut perlu terus dilakukan terkait epidemiologi, transmisi dan pengembangan vaksin atau terapi baru dalam upaya pengendalian Mpox. Diharapkan melalui webinar ini peserta dapat memperoleh informasi terkini perkembangan Mpox sekaligus mendorong peluang kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya pencegahan penyebaran Mpox di Indonesia,” ujar Indi melalui siaran pers.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Harimat Hendrawan mengkapkan, dari Hasil Penilaian Risiko Bersama (PRB) atau Joint Risk Assesment (JRA) Mpox di Indonesia hingga saat ini belum ditemukan kasus Mpox pada hewan. Namun, karena cukup banyak masyarakat yang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan sehingga dikhawatirkan terdapat potensi penularan balik (spill back) dan pembentukan reservoir hewan baru.
“Resiko-resiko tersebut perlu segera diketahui, termasuk perkembangan terkini terkait Mpox. Pengetahuan yang terus berkembang tentang Mpox membantu dalam upaya mitigasi faktor risiko dan mengidentifikasi cara-cara penularan baru serta meningkatkan langkah-langkah pencegahan yang efektif,” imbuh Hendrawan.
Menurutnya, pencegahan dapat diupayakan dengan pemberian vaksin cacar, penggunaan pelindung pribadi, dan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Pengobatan umumnya bersifat suportif, dengan fokus pada pengelolaan gejala dan pencegahan infeksi sekunder. Beberapa terapi antiviral mungkin digunakan dalam kasus-kasus yang parah atau berisiko tinggi. “Prinsipnya kita harus kembali menegakkan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah resiko penularan,” tegas Hendrawan.
SATUJABAR, BANDUNG--Bobotoh Persib yang terjatuh dari Flyover Mochtar Kusumaatmadja, atau Flyover Pasupati, Kota Bandung, Jawa…
SATUJABAR, MAJALENGKA--Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan prihatin atas kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),…
SATUJABAR, BANDUNG--Berkas perkara penyidikan oknum Dokter Priguna Anugerah Pratama, tersangka kasus pemerkosaan, sudah dinyatakan lengkap…
CIBINONG - Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyebut gelaran Hari Jadi Bogor (HJB) Run 2025 sebagai…
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima ucapan selamat Iduladha 1446 Hijriah/2025 Masehi secara…
SATUJABAR, BANDUNG – Pasangan ganda putra Indonesia Sabar Karyawan Gutama/Reza Pahlevi mampu mengalahkan pasangan Malaysia…
This website uses cookies.