Tutur

Lembur Katumbiri Resmi Dibuka, Wali Kota Farhan: Bandung Harus Punya Cerita yang Menginspirasi

BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meresmikan kawasan wisata tematik Lembur Katumbiri di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Selasa (6/5). Peresmian ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Bandung dalam memperkuat sektor pariwisata berbasis masyarakat, sekaligus mendorong keterlibatan komunitas, seniman, dan lintas instansi.

Dalam sambutannya, Farhan mengungkapkan bahwa pembangunan di Kota Bandung kini tak hanya terfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan identitas seni, budaya, dan kebersamaan warga.

“Bandung sekarang sedang fokus membangun sektor pariwisata. Bukan hanya Disbudpar, tapi juga Dinas Bina Marga dan SDA ikut menciptakan destinasi. Bahkan mural pun menjadi media narasi yang kuat,” ujar Farhan melalui keterangan Humas Kota Bandung.

Ia juga mengumumkan peluncuran program “Bandung Punya Cerita” yang akan dimulai Agustus mendatang hingga Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) pada September. Program ini akan mendorong dokumentasi sejarah, cerita rakyat, dan mural bernarasi sebagai bagian dari transformasi wajah kota.

“Kita ingin Bandung punya cerita. Jangan sampai kota ini hanya jadi tempat lewat, tapi tak memberi kenangan,” tambahnya.

Farhan berharap Lembur Katumbiri menjadi contoh kawasan wisata lokal yang tertata, inklusif, dan edukatif. Ia juga menekankan pentingnya keteraturan kota, termasuk dalam penataan pedagang kaki lima dan parkir liar.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Didi Ruswandi, menyebutkan bahwa kawasan ini sebelumnya dikenal sebagai “Kampung Pelangi 200” yang sempat viral pada 2020. Kini, kawasan tersebut telah direvitalisasi dengan pengecatan ulang 347 rumah menggunakan 504 galon cat senilai Rp190 juta, melibatkan 150 personel lapangan.

“Kita mulai dari luar karena bagian dalam sempat terkendala anggaran. Tapi luar biasa, viral lebih dulu sebelum diresmikan,” ungkap Didi.

Lembur Katumbiri kini tampil dengan mural khas karya seniman Kapten John, pemandangan strategis dengan “view mata elang”, serta program konservasi ikan endemik, urban farming, dan pasar mingguan hasil kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).

Nama Lembur Katumbiri, yang berarti “pelangi” dalam bahasa Sunda, diusulkan langsung oleh warga sebagai bentuk representasi identitas lokal dan untuk menghindari stereotipe sebelumnya.

Peresmian ditutup dengan doa bersama dan peninjauan kawasan oleh Wali Kota bersama warga dan komunitas. Masyarakat menyambut hangat kehadiran kawasan ini sebagai destinasi wisata baru yang tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga memberdayakan dan membanggakan warga setempat.

Editor

Recent Posts

Taufik Hidayat Pimpin Rapat di Kemenpora

SATUJABAR, JAKARTA - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Wamenpora RI) Taufik Hidayat memastikan…

8 jam ago

Bayar Pajak Bumi dan Bangunan Kini Lebih Mudah dengan bjb T-PBB

SATUJABAR, BANDUNG – bank bjb menghadirkan solusi praktis bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban pembayaran Pajak…

8 jam ago

Survei BI: Keyakinan Konsumen Masih Tinggi, Optimisme Ekonomi Tetap Terjaga

SATUJABAR, JAKARTA - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2025 menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat…

11 jam ago

Bawa Kabur Uang 200 Juta, 2 Pencuri Pecah Kaca Mobil di Cirebon Diringkus

SATUJABAR, CIREBON--Polisi berhasil mengungkap kasus pencurian dengan modus memecahkan kaca mobil yang terjadi di Kota…

12 jam ago

Viral! Pengendara Sepeda Motor di Bogor Tewas Dibegal

SATUJABAR, BOGOR--Viral di media sosial, video seorang pengendara sepeda motor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat,…

13 jam ago

Harga Emas Rabu 10/9/2025 Rp 2.074.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Rabu 10/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…

16 jam ago

This website uses cookies.