KONI Pusat Rayakan HUT ke-87, Mantapkan Langkah Majukan Olahraga Nasional

SATUJABAR, JAKARTA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat resmi menginjak usia ke-87 tahun. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) digelar secara khidmat dan penuh kebersamaan di Kantor KONI Pusat, dipimpin langsung oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman.

Menariknya, peringatan tahun ini memiliki kemiripan dengan 1938, yakni sama-sama dalam suasana penyelenggaraan multievent nasional. Saat ini, tengah berlangsung Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri/2025 Kudus yang dibuka secara resmi oleh Ketum KONI Pusat pada 11 Oktober lalu.

Kegiatan hasil kolaborasi dengan Djarum Foundation tersebut merupakan terobosan KONI Pusat dalam menambah ajang multievent nasional, melengkapi pelaksanaan PON Pantai, PON Indoor, dan PON Remaja.

“Alhamdulillah, pada hari ini kita merayakan HUT KONI ke-87. Suatu kebanggaan dapat berkontribusi untuk Indonesia melalui olahraga prestasi, karena lewat prestasi atlet yang kita hasilkan, kita mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. Prestasi atlet membuat Bendera Merah Putih berkibar dengan diiringi Lagu Indonesia Raya,” ujar Marciano Norman dilansir laman KONI Pusat.

Marciano juga menegaskan, di usia yang semakin matang, KONI tidak hanya dewasa dalam perjalanan, tetapi juga dalam kebijakan dan tindakan.

“Adalah tugas KONI bersama 38 KONI Provinsi, KONI IKN, 514 KONI Kabupaten/Kota, 81 induk cabang olahraga, dan 6 organisasi fungsional untuk mengantar atlet meraih prestasi. Mari kita semangat wujudkan cita-cita Indonesia masuk peringkat lima besar Olimpiade serta mendukung Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto tentang prestasi olahraga,” tambahnya.

Marciano turut menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, akademisi, serta masyarakat yang selama ini berperan dalam membina olahraga prestasi di Indonesia.

 

Rangkaian Prestasi dan Kolaborasi Strategis

Dalam satu tahun terakhir, KONI Pusat aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak dan mencatat pencapaian penting dalam sejarah olahraga nasional. Salah satunya adalah suksesnya penyelenggaraan PON XXI/2024 Aceh–Sumut, yang menjadi PON pertama di dua provinsi dan terbesar sepanjang sejarah. Ajang tersebut mempertandingkan 65 cabang olahraga, diikuti 38 provinsi dan IKN, serta melibatkan sekitar 12.905 atlet.

Pasca-PON XXI, KONI menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama akademisi dan KONI Provinsi. Hasilnya, PON XXII/2028 di NTT–NTB akan difokuskan pada cabang olahraga Olimpiade, cabang unggulan multievent internasional, dan cabang pilihan tuan rumah.

 

Tahun ini, KONI Pusat juga menggelar berbagai event penting, antara lain:

Jakarta Martial Arts Extravaganza (JMAE) bekerja sama dengan Barito Pacific, Barito Renewable, dan Chandra Asri — mempertandingkan wushu, muaythai, dan silat.

KONI–Bayan Championship II/2025 bersama PT Bayan Resource Tbk di Samarinda, mempertandingkan karate, taekwondo, silat, dan sepak bola.

Indonesia Sport Synergy Summit (ISSS) 2025, yang menjadi wadah diskusi para ahli untuk membahas kemajuan olahraga Indonesia melalui sport industry dan sport tourism, dilengkapi dengan bazar produk lokal.

 

Fokus ke Depan: PON Bela Diri 2025 Kudus

Saat ini, fokus utama KONI Pusat adalah sukses penyelenggaraan PON Bela Diri/2025 di Kudus. Marciano memberikan apresiasi khusus kepada Djarum Foundation dan MIND ID atas dukungan mereka. Ke depan, KONI berharap semakin banyak keterlibatan sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun kompetisi olahraga yang bermanfaat bagi pembinaan atlet dan perekonomian daerah.

“Semoga di usia ke-87, bakti KONI Pusat untuk Indonesia melalui peningkatan kualitas pembinaan olahraga prestasi semakin membuat masyarakat bangga pada para patriot olahraga yang tidak pernah berhenti berjuang. Bersatu, Berprestasi, Salam Olahraga!” tutup Marciano.

 

Sekilas Sejarah HUT KONI

Penetapan Oktober 1938 sebagai HUT KONI berawal dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Ikatan Sport Indonesia (ISI) pada 15–22 Oktober 1938 di Surakarta. ISI sendiri dibentuk pada 8 Oktober 1938 oleh PSSI, Pelti (Perserikatan Lawn Tenis Indonesia), dan PBKSI (Perserikatan Bola Keranjang Seluruh Indonesia), yang menjadi cikal bakal lahirnya KONI.