UMKM

Kemenperin Dorong Potensi Daerah Melalui Program One Village One Product (OVOP)

BANDUNG – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) dengan pendekatan One Village One Product (OVOP). Strategi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi daerah berdasarkan kearifan lokal dan menghasilkan produk unggulan berkelas global.

Melalui Program OVOP, Kemenperin secara rutin memberikan penghargaan kepada IKM yang mengusulkan produk unggulan seperti makanan dan minuman, kain tenun, kain batik, anyaman, dan gerabah. Para IKM ini diusulkan oleh pemerintah daerah dan harus memenuhi kriteria tertentu serta memiliki legalitas dari kepala daerah.

“Saya yakin IKM OVOP ini memiliki daya saing tinggi dan dapat menjadi role model bagi IKM lainnya,” ujar Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta.

Reni menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung IKM OVOP. Dengan anggaran Tugas Pembantuan, dinas perindustrian provinsi dapat memberikan pembinaan kepada IKM OVOP dan calon IKM potensial.

“Harapannya, IKM OVOP dan anggotanya dapat tumbuh dalam ekosistem yang saling menguntungkan, sehingga berdampak positif bagi perekonomian daerah dan nasional,” jelasnya.

Kemenperin juga mengajak para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mendukung pengembangan IKM OVOP. Reni berharap sinergi antara institusi dan asosiasi dapat diakses oleh IKM untuk memperluas skala Program OVOP di tingkat nasional.

Dalam penyelenggaraan OVOP 2024, Ditjen IKMA berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai tim seleksi, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan sejumlah balai standardisasi industri. Penilaian IKM OVOP juga melibatkan perwakilan asosiasi dan akademisi.

Sekretaris Ditjen IKMA, Riefky Yuswandi, menyebutkan bahwa penilaian IKM OVOP dilakukan dari Agustus hingga Oktober. Dari 159 usulan calon IKM OVOP, terpilih 89 IKM berdasarkan seleksi administrasi, dan tim penilai juga mengevaluasi 77 IKM penerima bintang OVOP tahun 2022.

Setelah penetapan IKM OVOP 2024, Ditjen IKMA berkomitmen untuk melakukan pembinaan berkelanjutan, termasuk Program OVOP Go Global yang telah dimulai sejak 2023. “IKM yang mendapatkan bintang 2 dan 3 akan dikurasi untuk memperkuat kapasitas produksi dan karakteristik produk mereka untuk pasar ekspor,” pungkas Riefky.

Editor

Recent Posts

CTRL+J APAC 2025 Hari Kedua: Ketika AI, Bahasa Lokal, dan Keadilan Data Jadi Sorotan

JAKARTA - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan International Fund for…

25 menit ago

Babak Baru Lisa Mariana VS Ridwan Kamil, PN Bandung Kabulkan Gugatan Revelino Klaim Sebagai Ayah Biologis

SATUJABAR, BANDUNG--Perseteruan Selegram Lisa Mariana melawan Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan saling menggugat…

6 jam ago

Dana Jurnalisme Indonesia: Urgensi untuk Keberlanjutan Jurnalisme Berkualitas

JAKARTA - Krisis finansial yang dihadapi media berita di Indonesia membutuhkan intervensi dari para pemangku…

7 jam ago

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Meningkat di Triwulan II 2025

JAKARTA - Hasil Survei Perbankan yang dirilis Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penyaluran kredit baru…

7 jam ago

Kesepakatan Perdagangan Jadi Mekanisme Hukum Aman untuk Transfer Data Pribadi ke AS

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan bahwa finalisasi kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan…

8 jam ago

Harga Emas Antam Kamis 24/7/2025 Rp 1.945.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Kamis 24/7/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

8 jam ago

This website uses cookies.