Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tegalega di Kota Bandung kini mampu mengolah hingga 25 ton sampah per hari menjadi bahan bakar alternatif untuk industri semen. Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, saat meninjau langsung proses operasional TPST Tegalega pada Selasa, 14 Januari 2025.(Foto: Humas Pemkot Bandung)
BANDUNG – Kawasan Bebas Sampah capai 500 RW di Kota Bandung pada Maret 2025, ungkap Pemerintah Kota Bandung.
Pemkot Bandung menargetkan 500 RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) pada Maret 2025 sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mengatasi permasalahan sampah di kota tersebut.
Kawasan Bebas Sampah (KBS) adalah sistem pengelolaan sampah yang dijalankan secara mandiri oleh masyarakat, dengan melibatkan dukungan dari Pemkot Bandung.
Hingga 6 Januari 2025, tercatat 414 RW telah menjadi KBS, dan saat ini ada 41 KBS yang sedang dalam tahap verifikasi. KBS berfungsi sebagai klaster dalam kawasan perumahan dan permukiman, dengan masyarakat bertanggung jawab penuh atas pengelolaan sampah di lingkungan mereka.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi, mengungkapkan bahwa pada periode 17-22 Januari 2025, rata-rata ritasi harian ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti mencapai 136,08 rit/hari.
Pemkot Bandung menargetkan penambahan KBS hingga mencapai 500 pada Maret 2025. “Ini tantangan bagi semua pihak untuk meningkatkan jumlah RW yang belum menjadi KBS,” ujar Dudy Prayudi dalam Rapat Evaluasi Satgas Penanganan Sampah Terpadu di Grandia Hotel, Jumat (24/1) dilansir situs Pemkot Bandung.
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, memberikan apresiasi kepada camat, lurah, dan unsur kewilayahan yang telah berkontribusi dalam penanganan masalah sampah di wilayah masing-masing. “Ini menjadi sebuah peningkatan yang terpolakan oleh camat dan lurah, meskipun tingkatannya berbeda di tiap wilayah,” ungkap Koswara.
Koswara menambahkan bahwa penguatan kebijakan yang sama terus dilakukan oleh setiap RW, lurah, dan camat untuk mempercepat penambahan jumlah KBS di wilayah masing-masing. Ia menekankan bahwa komitmen kuat dan kontinyu sangat diperlukan untuk memastikan pengelolaan sampah bisa teratasi sejak sumbernya.
Berbagai pola pelaksanaan KBS diterapkan di tiap wilayah, mulai dari edukasi door-to-door, pembentukan kader, hingga pelaksanaan di masing-masing kawasan. Koswara menyatakan, “Adanya KBS ini menjadi penanganan yang cukup signifikan, jadi kita upayakan untuk terus bertambah.”
Selain itu, Koswara juga mendorong pengelolaan sampah di sektor-sektor lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, perkantoran, UMKM, fasilitas perhubungan, fasilitas peribadatan, dan taman kota. “Sembilan klaster lainnya juga harus didorong agar terus berjalan optimal,” tambahnya.
Wali Kota Bandung Terpilih, M. Farhan, yang juga hadir dalam rapat tersebut, berharap KBS di Kota Bandung bisa terus berkembang. “Kami upayakan penambahan kuantitas RW KBS dari 414 menjadi 500. Jadi, ketika memasuki bulan suci Ramadan, kita bisa melihat kampung bersih dengan adanya KBS,” ujar Farhan, berharap adanya perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung.
SATUJABAR, BANDUNG--Aktivis demokrasi sekaligus Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati,…
SATUJABAR, GARUT--Sepuluh orang saksi sudah diperiksa dalam kasus tewasnya tiga warga sipil dan anggota kepolisian…
SATUJABAR, BANDUNG--Para pekerja pariwisata di Jawa Barat, menggelar aksi unjukrasa di Gedung Sate, Kota Bandung.…
SATUJABAR, BANDUNG--Polda Jawa Barat masih memburu dua pelaku dalam kasus sindikat perdagangan bayi jaringan internasonal.…
SATUJABAR, GARUT--Bripka Cecep Saeful Bahri, mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) Aipda Anumerta, setelah gugur…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Senin 21/7/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…
This website uses cookies.