Jamaah berdoa di Masjidl Haram, Makkah. (Dok. Istimewa)
Berbagai faktor seperti iklim yang panas, aktivitas fisik yang padat, serta penurunan daya tahan tubuh menjadi pemicu munculnya gangguan kesehatan jamaah.
SATUJABAR, JAKARTA — Ibadah haji merupakan kewajiban suci bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Selain kesiapan secara spiritual, pelaksanaan haji juga memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima. Hal ini menjadi penting mengingat tantangan kesehatan sering kali muncul selama perjalanan ibadah di Tanah Suci.
Berbagai faktor seperti iklim yang panas, aktivitas fisik yang padat, serta penurunan daya tahan tubuh menjadi pemicu munculnya gangguan kesehatan di kalangan jamaah. Tak jarang, kondisi ini berujung pada dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, kelelahan berat, bahkan hingga kolaps di saat wukuf.
Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya sejumlah waktu yang patut diwaspadai sebagai waktu paling rentan sakit saat haji. Di antaranya adalah tiga hari pertama kedatangan jamaah di Arab Saudi, masa menjelang puncak ibadah seperti Arafah dan Mina, serta masa setelah puncak ibadah ketika tubuh mulai melemah akibat kelelahan yang menumpuk.
Dalam laporan tahun 2023, tercatat sebanyak 26.192 jamaah haji Indonesia menjalani perawatan rawat jalan, dengan mayoritas kasus ditemukan di Madinah sebanyak 24.467 orang, disusul Makkah 1.223 orang, dan bandara 502 orang. Sementara itu, jumlah jamaah yang dirujuk ke rumah sakit mencapai 165 orang.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo mengungkapkan, penyakit yang paling banyak dikeluhkan antara lain kelelahan, hipertensi, gangguan pernapasan, dispepsia, dan diabetes.
Menyadari pentingnya aspek kesehatan dalam ibadah haji, sejumlah penyelenggara turut mengambil peran dalam upaya pencegahan. Salah satunya adalah Dago Wisata International, penyelenggara haji dan umrah resmi yang memberikan pendekatan edukatif dalam program manasiknya.
“Kami ingin jamaah bisa menjalankan ibadah dengan sehat dan tenang sampai pulang ke tanah air. Maka sejak manasik, kami bekali edukasi kesehatan yang realistis dan aplikatif,” ujar Direktur Utama PT Dago Wisata International, H Dodi Sudrajat dalam keterangan tertulis yang diterima pada Ahad (25/5/2025).
Program tersebut mencakup pemahaman tentang pentingnya hidrasi, pola istirahat yang cukup, serta pengenalan gejala awal gangguan kesehatan. Para pendamping juga dibekali pelatihan dasar penanganan medis ringan sebagai langkah antisipatif di lapangan.
“Kami percaya, ibadah yang khusyuk dimulai dari tubuh yang kuat. Karena itu, kesehatan jamaah adalah bagian dari ibadah yang kami jaga bersama,” ucap Dodi.
Melalui pendekatan yang holistik dan penuh kepedulian, Dago Wisata berharap jamaah dapat melaksanakan ibadah haji secara lebih nyaman dan sehat. Dengan memahami waktu paling rentan sakit saat haji dan memilih penyelenggara yang tanggap, perjalanan spiritual ke Tanah Suci akan menjadi pengalaman yang tak hanya mabrur, namun juga menenangkan. (yul)
SATUJABAR, BANDUNG--Polrestabes Bandung akan melalukan pengamanan ketat dalam laga pertandingan Super League 2025/2026 Persib Bandung…
SATUJABAR, BANDUNG--Polrestabes Bandung, Jawa Barat, berhasil mengungkap komplotan begal dengan menyasar driver ojek online (ojol)…
SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Jum’at 12/9/2025 dikutip dari situs logammulia.com hari ini dijual Rp…
SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Agama terus perkuat pemberdayaan masyarakat kepulauan melalui peluncuran Program Kampung Zakat,…
SATUJABAR, JAKARTA - Satelit kini menjadi bagian penting dalam kehidupan modern, mulai dari komunikasi, cuaca,…
SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Kamis (12/9/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…
This website uses cookies.