Udang vaname. BRIN dan PT Intraco Agroindustry bekerja sama untuk mengendalikan penyakit pada udang vaname.(Foto: Unair)
BANDUNG – Industri agro Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, menjadikannya salah satu sektor kunci dalam memperkuat perekonomian nasional. Potensi sumber daya alam yang melimpah dan kinerja yang cemerlang membuat sektor ini semakin vital bagi perekonomian Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan optimisme terhadap sektor ini, terutama dengan dukungan regulasi yang kondusif dan investasi yang terus mengalir.
“Kami optimis sektor agro akan semakin tumbuh dan berdaya saing di pasar global. Selain itu, kita memiliki potensi pasar domestik yang besar, yang perlu dioptimalkan oleh industri dalam negeri, termasuk sektor agro,” ungkap Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (28/3).
Kementerian Perindustrian mencatat, industri agro berhasil tumbuh sebesar 5,20 persen pada 2024 dan berkontribusi sebesar 8,89 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sektor ini juga memberikan kontribusi besar pada sektor pengolahan non-migas yang menyumbang hingga 51,81 persen dari total PDB.
“Industri agro tidak hanya menggerakkan sektor ekonomi, tetapi juga menyerap tenaga kerja lebih dari 9,37 juta orang, yang berarti sektor ini turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia,” tambah Menperin. Beberapa subsektor unggulan dalam industri agro antara lain industri makanan dan minuman, serta industri kayu, kertas, dan furnitur.
Namun, sektor ini juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi global, dan dampak perubahan iklim. “Untuk itu, kita perlu mengantisipasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang adaptif dan penerapan inovasi teknologi. Dukungan pemerintah, investasi berkelanjutan, serta peningkatan daya saing adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan industri agro,” jelas Agus.
Dalam hal perdagangan internasional, industri agro Indonesia menunjukkan hasil positif dengan nilai ekspor mencapai USD 67,08 miliar dan volume sebesar 67,07 juta ton pada 2024. Sektor makanan dan minuman olahan menyumbang nilai ekspor terbesar, yakni USD 41,4 miliar. Keseimbangan yang kondusif antara ekspor dan impor menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini.
Selain itu, sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan investasi yang menggembirakan, dengan total investasi mencapai Rp 206,3 triliun, terdiri dari Rp 126 triliun modal asing dan Rp 80,4 triliun modal dalam negeri. “Ini mencerminkan kepercayaan dunia usaha terhadap prospek jangka panjang industri agro Indonesia,” tegas Agus.
Menurut Agus, kinerja gemilang ini menunjukkan bahwa industri agro Indonesia pada 2024 berhasil menciptakan ekosistem yang dinamis dan penuh peluang. “Kami mengajak semua pihak, baik kementerian dan lembaga terkait, pelaku usaha, serta masyarakat, untuk bersinergi dalam menjaga pertumbuhan industri agro yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, dan mampu beradaptasi dengan tantangan global,” pungkasnya.
BANDUNG- Menteri Perdagangan, Budi Santoso menghadiri Rapat Koordinasi (rakor) terkait Penerapan Tarif Perdagangan Baru Amerika…
SATUJABAR, BOGOR -- Kasus pembunuhan wanita paruh baruh baya bernama Evi Latifah di rumahnya di…
SATUJABAR, BOGOR-- Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor Kota, Jawa Barat, berhasil menangkap pelaku pembunuhan…
BANDUNG - Berdasarkan hasil Traffic Counting, berikut adalah rekapitulasi volume arus lalu lintas di beberapa…
BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menegaskan komitmennya untuk menangani dugaan permintaan Tunjangan Hari Raya…
BANDUNG - Bencana hidrometeorologi terus melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Hingga Minggu (6/4), Badan Nasional…
This website uses cookies.