Kerja sama industri Indonesia dan Turki.(Foto: Humas Kemenperin)
BANDUNG – Indonesia dan Turki, dua negara dengan sektor industri manufaktur yang berkembang pesat, kini mengukuhkan kerjasama strategis untuk memperkuat pertumbuhan industri manufaktur di kedua negara. Potensi tersebut dioptimalkan dengan pembentukan Komite Bersama tentang Kerja Sama Industri, yang dituangkan dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP). MSP ini ditandatangani oleh Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir, disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dalam pertemuan Indonesia-Turki di Istana Kepresidenan Bogor pada Rabu, 12 Februari 2025.
Tujuan utama dari MSP ini adalah untuk memajukan kerja sama industri antara Indonesia dan Turki, dengan fokus pada peningkatan investasi, inovasi bersama, transfer teknologi, pengembangan kapasitas, dan saling menguntungkan dalam berbagai bidang industri. Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa pembahasan rencana kerja melalui MSP ini merupakan bagian dari rencana Aliansi Strategis yang sebelumnya dibicarakan dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki.
Dalam MSP ini, kedua negara telah mengusulkan 14 sektor industri untuk dikembangkan bersama. Sektor-sektor tersebut meliputi Teknologi dan Material Baterai, Industri Elektronika, Kendaraan Listrik, Industri Hijau, dan lainnya. Kerja sama ini juga mencakup pengembangan UKM, industri berbasis agro, dan teknologi medis.
Pembentukan Komite Bersama ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita ke Turki pada Juni 2024 lalu, di mana ia bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki serta perusahaan-perusahaan besar seperti Beco, Arcelik, dan KOC Holding. Dalam pertemuan tersebut, diskusi fokus pada peluang investasi dan pembangunan pabrik di Indonesia oleh perusahaan Turki.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa Turki memberikan prioritas besar pada kerja sama bilateral di sektor industri. Kerja sama ini termasuk produksi dan distribusi vaksin antara Bio Farma Indonesia dengan Polifarma dan Turkilac Turki. Selain itu, kerjasama dalam produksi alat kesehatan juga dijajaki melalui kolaborasi antara Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan OSTIM, serta promosi produk farmasi Indonesia di pasar Turki.
Melalui keterangan resmi, Agus berharap, melalui MSP ini, industri dari kedua negara dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi. Pada tahun 2023, perdagangan non-migas Indonesia-Turki tercatat mencapai USD 2 miliar, sementara investasi Turki di Indonesia mencapai USD 42,7 miliar. Kerja sama ini diharapkan semakin mempererat hubungan industri antara kedua negara, mendorong pertumbuhan dan inovasi di berbagai sektor.
BANDUNG - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan keyakinannya bahwa PSSI akan segera mendapatkan Direktur…
SATUJABAR, DEPOK - Oknum dokter kembali mencederai dunia kedokteran, setelah melakukan perbuatan tercela. Kali ini,…
Jamaah haji ilegal ini akan bertolak ke Tanah Suci menggunakan penerbangan Malindo Air tujuan Jakarta-Malaysia…
Setiap tahunnya, rata-rata 83 persen jamaah haji Indonesia menabung tabungan haji di BSI. SATUJABAR, JAKARTA…
Kolaborasi strategis bersama PT Indonesia BTR New Energy Material merupakan komitmen Pertachem pada hilirisasi produk…
BP Haji terus melakukan evaluasi dan percepatan penyempurnaan sistem penyelenggaraan, khususnya dari sisi pengawasan dan…
This website uses cookies.