Berita

Etilen Glikol Diduga Penyebab Gagal Ginjal Anak

BANDUNG: Etilen glikol terindikasi penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di Gambia.

Penarikan produk mi instan dari beberapa negara karena mengandung etilen oksida yang berbahaya.

Data terbaru puluhan kosmetik diamankan karena mengandung zat karsinogen.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus lebih ketat dalam pengawasan obat dan makanan terkait kasus yang marak itu.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati dikutip situs DPR.

Dia mengatakan BPOM tengah memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mengatasi pengawasan dan peredaran.

Pada etilen glikol, BPOM bergerak dengan melarang bahan etilen glikol pada produk sirup.

Dia meminta agar ada pengawasan dampak etilen glikol pada produk yang sering digunakan seperti polyester termasuk kosmetik.

“Setelah mengeluarkan aturan larangan etilen glikol untuk produk sirup perlu diteliti lebih lanjut untuk produk yang juga banyak digunakan seperti plastik dan juga kosmetik. Bagaimana tingkat keamanannya. Di sisi lain tim gugus juga Kemenkes juga bisa segera melihat apa penyebab utama gagal ginjal akut di Indonesia,” katanya, Selasa (18/10/2022).

AWASI MI INSTAN

Selain itu pada kasus penarikan mi instan produksi Indonesia di beberapa negara, Kurniasih juga mendorong segera dilakukan tes dan pengawasan menyeluruh terhadap semua produk yang beredar di Indonesia.

“Bisa langsung dilakukan tes menyeluruh dari semua produk agar benar-benar dipastikan mi instan yang beredar di Indonesia juga aman dikonsumsi. Selain itu perlu dijawab kenapa ada mi instan produk Indonesia yang disebut mengandung bahan berbahaya di berbagai negara,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Politisi dari F-PKS ini menambahkan pada kasus penemuan kandungan berbahaya pada berbagai produk kosmetik, perlu ketegasan untuk menggandeng penegak hukum dan menindak dari proses produksi di hulu.

“Tindak pengolah bahan bakunya, sebab jika hanya menindak yang ada di peredaran akan menjadi pekerjaan yang terus menerus dan memakan biaya program penindakan yang tidak sedikit,” tandasnya.

Editor

Recent Posts

Setetes Darah, Sejuta Harapan: bank bjb Rayakan HUT RI ke-80 dengan Donor Darah

SATUJABAR, BANDUNG - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80,…

2 jam ago

Investasi Mudah dan Nyaman, bank bjb Tawarkan Sukuk Ritel SR023

SATUJABAR, BANDUNG - Investasi kini bukan lagi sekadar tren, melainkan sudah menjadi kebutuhan dalam mengelola…

2 jam ago

Harga Emas Senin 1/9/2025 Rp 1.978.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Senin 1/9/2025 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk Rp…

2 jam ago

Polda Jabar Mohon Maaf Soal Kericuhan, Anarkis Bukan Suarakan Aspirasi

SATUJABAR, BANDUNG--Polda Jawa Barat menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas terjadinya kericuhan dalam aksi demo…

2 jam ago

Polri-TNI Siaga Penuh Amankan Bandung dari Aksi Anarkis

SATUJABAR, BANDUNG--Polda Jawa Barat dan Kodam III Siliwangi bersiaga penuh menjaga kondusifitas Kota Bandung dari…

2 jam ago

Kejuaraan Dunia BWF 2025: Indonesia Pulang dengan Satu Perunggu, Fokus pada Evaluasi

SATUJABAR, PARIS – Tim bulutangkis Indonesia menutup perjalanan di Kejuaraan Dunia BWF 2025 dengan satu…

2 jam ago

This website uses cookies.