Berdasarkan hasil sejumlah survei, elektabilitas Cagub Dedi Mulyadi dan Cawagub Erwan, meninggalkan tiga pasangan calon lainnya. (Dok. Istimewa)
SATUJABAR, JAKARTA — Elektabilitas cagub Jabar Dedi Mulyadi terus meningkat menurut hasil survei baru-baru ini. Bahkan, di basis hijau seperti Kota Tasik dan Kota Bekasi serta di basis merah seperti Subang, Dedi masih unggul telak. Sebagai calon gubernur Jabar, dia pun meninggalkan tiga kandidat lainnya.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah kepada pers di Jakarta, Kamis (26/9/2024). Dia menanggapi, hasil sejumlah lembaga survei tentang preferensi pemilih warga Jabar terhadap para calon gubernur dan wakil gubernur yang mengunggulkan Dedi Mulyadi.
Dikatakannya, pasca-Ridwan Kamil maju di Pilkada DKI Jakarta, elektabilitas Dedi Mulyadi memang naik sangat signifikan. Kenaikannya, rata-rata di angka 30 sampai 40 persen pada setiap wilayah yang disurvei.
Menurut Toto, kenaikan signifikan elektabilitas Dedi bukan semata tak ada kompetitor utama seperti Ridwan Kamil. Namun, karena secara personal Dedi memang punya modal elektabilitas dan brand yang kuat untuk ‘dijual’.
Dengan bekal itulah, elektabilitas Dedi itu kini bukan saja unggul di basis tradisional nya, tapi sudah merambah kokoh di basis hijau partai-partai Islam seperti PKS dan PPP. Bahkan, termasuk di basis merah yang dikuasai PDIP.
Toto menyebut Kota Tasikmalaya yang menjadi basis PPP dan Kota Bekasi yang menjadi basis PKS. Di dua wilayah hijau ini, Dedi mampu mengungguli seluruh kandidat dengan elektabilitas 62,0 persen di Kota Bekasi dan 78,6 persen di Kota Tasik.
Padahal di Bekasi misalnya, ada Ahmad Syaikhu, kader PKS yang diusung partainya sebagai calon gubernur Jabar, dan tinggal juga di Bekasi. Hanya saja, elektabilitas dia tertinggal jauh dari Dedi dengan hanya 28,9 persen saja.
Di Kota Tasik yang menjadi basis pemilih PPP, Dedi juga lebih moncer lagi dengan elektabilitasnya 78,6 persen. Sementara tiga kandidat lainnya di bawah 10 persen, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.
Data yang cukup fenomenal, Toto menyebut, kabupaten Subang. Di wilayah yang selama ini menjadi kantong PDIP itu, Dedi unggul telak dengan 92 persen.
Dalam kesimpulan Toto, kasus Dedi Mulyadi, makin menguatkan bahwa perilaku pemilih di Pileg itu berbeda dengan Pilkada. “Tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di Pilkada,” ujarnya.
Terkait dengan faktor keunggulan Dedi di hampir seluruh wilayah di Jabar, Toto mengungkapkan, yang salah satunya terpotret di survei, karena intensitas turun ke lapangan menyapa rakyat yang jauh melampaui tiga kandidat lainnya.
“Dedi termasuk calon gubernur yang paling inten turun ke masyarakat dengan aneka kemasan. Salah satunya, dengan kemasan seni dan budaya,” ujarnya.
Simpati publik juga menguat, karena Dedi berani mengambil risiko untuk membela orang-orang kecil yang diduga sebagai korban penegakan hukum yang ceroboh seperti dalam kasus Vina Cirebon.(yul)
SATUJABAR, GARUT--Poses pencarian terhadap dua mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), yang hilang di Pantai Puncak…
MATARAM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan industri gim dan…
KUDUS - Pemerintah Kabupaten Garut berencana mengadopsi model pengembangan industri tembakau yang telah diterapkan dengan…
BANDUNG - Kabar membanggakan datang dari dunia olahraga Indonesia. Atlet biliar muda asal Kepulauan Riau,…
BANDUNG - wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa koperasi merupakan simbol perjuangan ekonomi rakyat…
BANDUNG - Komunitas lari Free Runners mulai menjalankan sanksi sosial yang dijatuhkan Pemerintah Kota Bandung usai…
This website uses cookies.