Indikator Politik mendapati kecenderungan peningkatan elektabilitas bisa makin terus naik sampai pada hari H pemungutan suara.
SATUJABAR, BANDUNG — Mendekati hari H pemungutan suara pada Pilgub Jabar 2024, elektabilitas pasangan calon (paslon) Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, sulit tergoyahkan. Indikator Politik melalui survei ternyar pada 14 sampai 20 November 2024, memotret tren tidak tergoyahkannya elektabilitas paslon nomor 4 Dedi-Erwan.
Bahkan, Indikator Politik mendapati kecenderungan peningkatan elektabilitas bisa makin terus naik sampai pada hari H pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang. Tren ini dinilai telah solid dan akan terus bertahan sampai pada pemungutan suara.
Survei Indikator Politik dengan menarik 800 sampel atau responden dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. Ukuran sampel memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil rinci suvei berdasar nomor paslon sebagai berikut :
Dari hasil survei di atas terungkap 71,9 persen responden masuk dalam kategori pemilih kuat (strong voter) yang berarti kecil kemungkinan untuk mengubah pilihan. Sisanya 27,3 persen pemilih lemah dan 0,8 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara untuk tingkat popularitas, hasil survei Indikator Politik sebagai berikut :
Untuk citra personal, Dedi masih jauh mengungguli semua lawannya. Cagub Jabar Nomor 4 ini dianggap paling perhatian pada rakyat, jujur, bisa dipercaya, bersih dari korupsi, tegas, berwibawa dan dinilai mampu memimpin Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, jika Pilgub Jabar diadakan ketika survei dilakukan, Dedi Mulyadi konsisten unggul di tiap simulasi pilihan calon.
“Secara spontan Dedi Mulyadi paling banyak disebut 55,3 persen, Ahmad Syaikhu 12,1 persen, sementara nama lain jauh lebih rendah,” ujarnya saat rilis survei secara daring, Kamis (21/11/2024).
Dikatakan Burhanuddin, popularitas merupakan hal mendasar dalam politik elektoral, tidak mungkin dipilih jika tidak dikenal. Populer juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai. “Populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif,” katanya.
Sejauh ini, kata Burhanuddin, para pesaing paslon Dedi-Erwan belum terlihat menunjukkan peningkatan berarti. Dari tingkat keterkenalan oleh pemilih menunjukkan tren yang cenderung lambat, sehingga jarak elektoral tidak mengalami penurunan yang berarti.
Secara hitungan survei dan masa kampanye yang tinggal menghitung hari, masih ada 23 persen basis pemilih KDM-Erwan yang bisa mengubah pilihan atau setara 16,4 persen dari total basis total dukungan.
Jika basis itu diambil lawan, maka Dedi-Erwan masih tetap unggul bertahan dengan perolehan 55,1 persen. “Dan kemungkinan besar hanya kejadian luar biasa yang bisa membalik situasi (kemenangan Kang Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan) di Pilgub Jabar kali ini,” ucap Burhanuddin. (yul)
BANDUNG - Pasangan ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah dan Gloria Emanuelle Widjaja (6), berhasil meraih…
SATUJABAR, JAKARTA-- Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Setyo Budiyanto terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasam Korupsi (KPK)…
BANDUNG - Jonatan Christie (6) berhasil mengalahkan Lu Guang Zu dari China dengan skor 21-8,…
SATUJABAR, BANDUNG – Ketua KPK terpilih Setyo Budiyanto untuk masa jabatan 2024-2029. Setyo terpilih melalui…
Proyek ini mendapatkan pengawalan dan pengamanan intensif dari Jamintel Kejaksaan Agung RI. SATUJABAR, JAKARTA --…
SATUJABAR, BANDUNG-- Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol. Budi Sartono, mengatakan, 'markas' judi online di Kota Bandung…
This website uses cookies.