Berita

Ekspedisi Geosains Laut Resmi Dimulai, Mitigasi Bencana Serupa Tsunami Aceh 2004

JAKARTA – Indonesia kembali menjadi tuan rumah riset kelautan berskala internasional. Melalui kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Second Institute of Oceanography (SIO) dari Tiongkok, dan Universitas Gadjah Mada (UGM), ekspedisi geosains laut resmi dimulai.

Ekspedisi dilepas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/8). Ekspedisi bertajuk Collision Process Between the Java and Australia and Its Impacts on Geohazard ini akan mempelajari tumbukan lempeng Australia–Jawa dan dampaknya terhadap potensi bencana geologi, seperti gempa bumi dan tsunami.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menegaskan pentingnya riset ini untuk mengantisipasi bencana serupa tsunami Aceh 2004. “Ekspedisi geosains ini penting untuk memitigasi dan mengurangi risiko dari potensi bencana alam, khususnya yang datang dari laut, seperti yang terjadi saat serangan tsunami besar yang pernah melanda Aceh,” katanya.

Eksepedisi tersebut juga menjadi tempat untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada. Sebagaimana diketahui bahwa 60 persen wilayah Indonesia adalah air.

Sementara, diakuinya, Indonesia masih kekurangan kapasitas dan kompetensi untuk menjelajahi wilayah perairan sendiri. Ekspedisi ini menjadi kegiatan mengeksplorasi keanekaragaman hayati laut dan juga geosains laut.

Handoko menegaskan, BRIN berkomitmen mempercepat peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan. Ini bukti BRIN dapat memfasilitasi peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, tidak hanya dari BRIN.

“BRIN akan membuat strategi baru untuk mempercepat peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM di bidang ini,” tegasnya dikutip dari keterangan Humas BRIN.

Handoko mengatakan bahwa BRIN juga sedang mempersiapkan armada kapal riset dan akan melakukan kegiatan yang dilakukan di teritorian wilayah Indonesia.

Ekspedisi ini akan meriset wilayah di selatan Nusa Tenggara Timur, yang berada di dekat palung terdalam Samudra Hindia (sekitar 7.200 meter) dengan aktivitas tektonik yang sangat tinggi. Untuk itu, para peneliti akan menggunakan teknologi mutakhir, termasuk 30 unit ocean bottom seismometer (OBS) dan 30 unit ocean bottom electromagnetic (OBEM) yang akan ditempatkan di dasar laut.

Ini untuk mengumpulkan data seismik dan resistivitas. Selain itu, akan digunakan juga 24 seismometer terapung untuk merekam gempa alam.

Riset ini melibatkan 22 peneliti dari Tiongkok dan 10 peneliti dari Indonesia, termasuk mahasiswa dan teknisi. Mereka akan berlayar menggunakan Kapal Riset Jia Geng, sebuah kapal canggih seberat 4.780 ton yang dilengkapi peralatan geofisika seperti air gun besar dan sumber elektromagnetik.

Kapal ini telah tiba di Jakarta pada 5-6 Agustus 2025 setelah berlayar dari Xiamen, Tiongkok, sejak 28 Juli 2025.

Proses akuisisi data di lokasi penelitian dijadwalkan berlangsung pada 13-25 Agustus 2025. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data akurat untuk model mitigasi bencana geologi dan berkontribusi pada kebijakan eksplorasi sumber daya laut yang berkelanjutan.

Melalui pelatihan dan kolaborasi ini, diharapkan terjadi transfer ilmu pengetahuan yang signifikan, juga memperkuat kapasitas SDM Indonesia di bidang kelautan. Serta, semakin erat jejaring riset internasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam eksplorasi sumber daya laut berkelanjutan.

Editor

Recent Posts

Kumamoto Japan Masters 2025: Gregoria Mariska Tunjung Runner Up

SATUJABAR, BANDUNG – Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung tampil sebagai runner up di Kumamoto…

11 jam ago

Purbaya Yudhi Sadewa Dukung Jurnalisme Berkualitas, Minta Media Terus Kritis

SATUJABAR, JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendukung gerakan jurnalisme berkualitas dan keberlanjutan media.…

11 jam ago

Padu Padan Festival Kuliner Pedas (Fedas) dan Roadshow Pelayanan Publik

SATUJABAR, GARUT - Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, secara resmi membuka pelaksanaan Roadshow Pelayanan Publik…

23 jam ago

Tradisi Saptuan, Ikhiar Menghidupkan Geoteater Rancakalong Sumedang

Gelaran Ekosistem Budaya Kasumedang menghidupkan panggung Geoteater Rancakalong, Sabtu (15/11/2025). Beragam kesenian seperti Terbangan, Tarawangsa,…

24 jam ago

Kampanye Literasi Buku Lewat Musik Ala Disarpus Kota Bandung

SATUJABAR, BANDUNG - Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung menghadirkan pendekatan baru dalam menggaungkan…

24 jam ago

10 Kreator Terbaik Diganjar Penghargaan Oleh Pemkot Bandung, Siapa Saja?

SATUJABAR, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan penghargaan kepada sepuluh kreator terbaik dalam gelaran…

24 jam ago

This website uses cookies.