Berita

Duit Senilai Rp 500 Triliun Sia-sia Terbuang, Ini Penyebabnya

Sampah sisa makanan menjadi salah satu isu yang penting di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan.

SATUJABAR, JAKARTA — Mubazir dan astaghfirullah. Begitu mungkin kata-kata yang mungkin tepat untuk perilaku pemborosan makanan masyarakat Indonesia. Pasalnya, orang Indonesia itu kerap menyisakan makanan yang dikonsumsinya setiap kali makan.

“Sebanyak 115 kg per kapita per orang menghasilkan sampah dari sisa makanan. Dan ini, kalau dikonversi secara uang hampir Rp 500 triliun rupiah per tahun terbuang percuma,” ujar Koordinator Bidang Pangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Ifan Martino saat konferensi pers Festival Jejak Pangan Lestari di Taman Anggrek, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, akhir pekan lalu.

Sampah sisa makanan ini pun, kata dia, menjadi salah satu isu yang penting di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan. Ifan mengatakan, food loss and waste atau susut dan sisa pangan (SSP) merupakan isu besar bagi Indonesia.

Dia mengatakan, pengelolaan SSP dapat memberikan dampak besar dari sisi efisiensi. Kata dia, pemborosan makanan memberikan banyak dampak negatif, dari sisi ekonomi hingga lingkungan.

Dari studi yang dilakukan di Bappenas pada 2021, ungkap dia, total food loss and waste di Indonesia, kalau dikalikan dengan total penduduk, itu bisa memenuhi konsumsi pangan hampir setengah populasi masyarakat Indonesia.

Menurut Ifan, Indonesia sejatinya memiliki pasokan pangan yang berlimpah. Namun, terdapat kesenjangan yang signifikan di antara penduduk dalam mendapatkan akses pangan.

“Ada gap atau kontradiksi, di satu sisi masih punya banyak daerah yang di rentan pangan, di sisi lain ada yang membuang-buang makanan,” ujar Ifan.

Karena itu, Bappenas menyambut positif kolaborasi sejumlah pihak, baik instansi pemerintahan hingga Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) dalam mendorong transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Dikatakan Ifan, pemerintah memerlukan dukungan banyak pihak dalam memperbaiki sistem pangan nasional.

Di tempat yang sama, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis mengatakan, Bapanas mendapat mandat untuk memperbaiki kelola sistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Nita menilai, persoalan SSP yang merupakan tindakan mubazir juga menjadi prioritas Bapanas.

“Salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan itu food loss and waste. Data dari Bappenas pada 2021 itu sumbangan terhadap food loss and waste Indonesia setara 23 juta ton hingga 48 juta ton,” kata Nita.

Nita mengatakan, upaya penyelamatan pangan memerlukan kolaborasi dan partisipasi yang inklusif dengan seluruh pihak. Pemerintah pusat dan daerah, lintas kementerian dan lembaga, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga media, kata dia, berperan dalam menentukan kebijakan pemerintah, khususnya terkait transformasi sistem pangan. (yul)

Editor

Recent Posts

Tes Psikologis dan Layanan Konseling ITB Tekan Aksi Bunuh Diri Maba

Kasus-kasus yang membutuhkan layanan konseling dilatarbelakangi berbagai faktor. SATUJABAR, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB)…

6 menit ago

Wapres Gibran Instruksikan Mendikdasmen Hapus PPDB Sistem Zonasi

SATUJABAR, JAKARTA-- Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, mengaku telah meminta Menteri Pendidikan Dasar dan…

20 menit ago

Berantas Judi Online, Ribuan Staf KUA Dikerahkan

BANDUNG - Berantas judi online, ribuan staf kantor KUA dan penyuluh dikerahkan, ungkap Menteri Agama (Menag)…

1 jam ago

Aktor Byeon Woo Seok, Brand Ambassador Cartier

BANDUNG – Aktor Byeon Woo Seok brand ambassador Cartier seperti diumumkan perusahaan itu Jum’at 22…

1 jam ago

Warga Tabanan Bali Hilang Saat Sembahyang di Kebun, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian

BANDUNG - Tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian terhadap seorang warga Banjar Dinas Munduk Ngandang,…

2 jam ago

Harga Emas Antam Jum’at 22/11/2024 Rp 1.520.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Jum’at 22/11/2024 dikutip dari situs PT Aneka Tambang Tbk…

2 jam ago

This website uses cookies.