SATUJABAR, BANDUNG – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal memimpin Kunjungan Kerja Spesifik (Kunsfik) ke PT Bio Farma (Persero).
Dalam Kunsfik ini, Komisi VI melakukan pengawasan dan mempertanyakan tentang kondisi aktual kinerja keuangan dan operasional, permasalahan serta tantangan yang dihadapi oleh PT Bio Farma (Persero) serta langkah terobosan yang sedang dan akan dilakukan oleh perusahaan.
Hal itu dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan serta kemandirian industri farmasi nasional.
“Meskipun terdapat penurunan Kinerja di tahun 2022, namun apabila aktivitas terkait Covid dikecualikan, kinerja Bio Farma di tahun 2022 lebih baik dari 2021. Pada tahun 2023, Bio Farma Group akan melakukan perbaikan fundamental perusahaan untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar kesehatan yang berubah diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi,” papar Hekal di ruang pertemuan PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/12/2023).
KINERJA TURUN
Komisi VI sempat menyinggung tentang penurunan Kinerja di tahun 2022. Pada tahun kerja selanjutnya, Bio Farma Group didesak melakukan perbaikan fundamental perusahaan.
Hekal mengungkapkan, sebab terjadinya penurunan kinerja Bio Farma terjadi karena selesainya program vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan.
Politisi dari Fraksi partai Gerindra ini mengungkapkan, Pendapatan PT Bio Farma (Persero) secara konsolidasi (holding) mencapai Rp21,539 triliun di tahun 2022 mengalami penurunan 50,4 persen dari tahun 2021.
Secara detail hal ini bisa dilihat pada pendapatan Bio Farma yang mengalami penurunan 63,6 persen dari tahun 2021 atau mencapai Rp 11,026 triliun.
“Dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi yang dimiliki, dan memadukan seluruh talenta serta kemampuan untuk berinovasi Bio Farma tetap optimistis untuk mempersiapkan program-program transformasi sebagai roadmapbagi pengembangan BUMN Farmasi menjadi Leading Life Science Company kelas dunia,” harap Hekal dikutip situs dpr.go.id.