Berita

Cagub Jabar Dedi Mulyadi Soroti Problem Khas Kota Depok, Ini Katanya

SATUJABAR, BANDUNG – Suhu politik menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) Jabar 2024, mulai panas dengan berbagai isu yang muncul ke permukaan. Salah satunya, isu terkait lingkungan dan daerah penyangga ibu kota.

Isu itu pun menjadi sorotan calon gubernur (Cagub) Jabar Dedi Mulyadi atau yang biasa dikenal Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat menyambangi warga Kota Depok.

Dedi Mulyadi mengungkapkan, sejumlah masalah mendesak dialami warga Depok sebagai warga yang berada di pinggiran Ibukota Jakarta. Kata dia, permasalahan Depok ini khas problem perkotaan. “Pendekatannya, mesti dengan kebijakan terkait perkotaan,” tegasnya.

Sejumlah problem khas perkotaan yang dialami Depok di antaranya soal sampah dan sanitasi yang menurutnya harus ada solusi menyeluruh. Solusi itu di antaranya melalui pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).

“Masalah lain, ialah lonjakan penduduk dengan berbagai dampak sosialnya, terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah,” ujar Dedi.

Menurutnya, harus ada sinergi dan komitmen bersama yang kuat antara Gubernur, Wali Kota, Kecamatan, Kelurahan sampai tingkat RT dan RW untuk mengatasi dampak sosial akibat lonjakan penduduk.

“Bayangkan saja, sudah rumah kontrakan sempit, anak banyak, pendapatan turun, bahkan kadang tidak ada. Wajar jika jumlah pengamen semakin banyak. Ini harus diurai bersama,” ucap dia.

Hal lain yang disorot ialah soal tingkat kebahagiaan warga. Menurutnya, warga Depok kurang supporting hiburan. Selama ini, hiburan hanya  dinikmati oleh orang kaya seperti ke Puncak dan Ciater, Subang.

Padahal, ungkap dia, di Depok itu banyak danau atau sumber air yang bisa disulap menjadi tempat wisata murah meriah bagi masyarakat bawah. “Bisa danau-danau diubah menjadi taman rekreasi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditambah, fasilitas jalan yang kurang disediakan dan diperhalus,” ujarnya.

Cagub Jabar ini juga melihat kurang adanya fasilitas atau ruang pertemuan warga. Dia menjanjikan, minimal satu kelurahan ada satu ruang pertemuan.

“Ruang pertemuan ini bisa jadi balai kesenian atau kebudayaan, juga untuk warga hajatan. Bisa juga jadi semacam balai kebudayaan depok, atau balai kesenian Betawi. Masyarakat bisa langsung ikut menikmati fasilitas tersebut,” katanya.

Problem perkotaan lain, yang juga terjadi di Depok ialah berubahnya budaya dan pola makan. Masyarakat cenderung beralih ke pola makanan jalanan dan jajanan.

“Ada pergeseran dan budaya dan pola makan. Dari makan rumahan ke makan jalanan seperti warung dan rumah makan. Lalu pola makan juga berubah dari makanan pokok ke jajanan. Ini harus diperhatikan. Nanti buat program yang terintegrasi dengan program pusat soal makan bergizi gratis,” tutur Dedi.(yul)

Editor

Recent Posts

Andri El Faruqi dan Andika D Khagen Terpilih Aklamasi Ketua dan Sekretaris AMSI Sumbar Periode 2024-2028

SATUJABAR, BANDUNG - Pasangan pimpinan media di Sumatera Barat CEO Langgam.id Andri El Faruqi dan…

3 jam ago

bank bjb Raih 2 Penghargaan Indonesia Best Financial Awards 2024, Kategori Best Brand Popularity & Best Social Contribution Reputation

JAKARTA – bank bjb terus memperkuat posisinya di industri perbankan melalui berbagai inovasi yang memudahkan…

3 jam ago

Tingkatkan Kualitas Jalan, Tol Cipali Tambah Lajur Ketiga di KM 87 -110

Pada pekan ke-19 pekerjaan, penambahan lajur ketiga di ruas Tol Cipali telah melampaui target realisasi.…

3 jam ago

Petugas Dinkes Gadungan Hipnotis dan Gasak Emas Warga, Lima Pelaku Dicokok Polisi

Para tersangka berpura-pura menawarkan pengobatan terapi gratis kepada korban, tapi kemudian dihipnotis. SATUJABAR, CIREBON –…

3 jam ago

Ditemui Perawat Se-Jabar, Dedi Mulyadi Ungkap Revolusi Kesehatan

Kang Dedi akan melakukan banyak perubahan yang cepat dan signifikan terkait penataan kesehatan di Jabar.…

3 jam ago

Polsek Karangpawitan Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Garut

BANDUNG - Polsek Karangpawitan Polres Garut melakukan penggerebekan di sebuah arena sabung ayam yang terletak…

4 jam ago

This website uses cookies.