Bupati Bandung Dadang Supriatna: Wilayah Dayeuhkolot Butuh Bantuan Perahu Jelang Pilkada 2024

BANDUNG – Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengungkapkan bahwa wilayah Dayeuhkolot memerlukan bantuan perahu menjelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bandung pada 27 November 2024.

Hal ini diungkapkan setelah kunjungan Bupati ke kawasan Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Solokanjeruk pada Minggu (24/11/2024), di mana wilayah Dayeuhkolot tengah menghadapi dampak banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.

Bupati Dadang menyampaikan hal tersebut saat menghadiri penyerahan ijazah sekolah paket A, B, dan C, sertifikat PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap), serta insentif bagi Ketua RT dan RW se-Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, pada Senin (25/11/2024).

Dalam kesempatan itu, Bupati mengungkapkan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung dan pihak kepolisian serta TNI, untuk memastikan kelancaran Pilkada 2024.

“Khususnya di wilayah Dayeuhkolot ada evakuasi warga yang terdampak banjir. Saya sudah koordinasi dan sudah instruksikan ke BPBD, termasuk Pak Kapolresta Bandung dan Pak Dandim untuk turut mendukung. Kalau kekurangan perahu, saya mohon bantuan ke Pak Gubernur, Pak Kapolda Jabar, dan Basarnas agar dapat membantu, sehingga penyelenggaraan Pilkada 2024 di Kabupaten Bandung bisa berjalan lancar dan tanpa hambatan,” ujarnya dilansir situs Pemkab Bandung.

Bupati menambahkan bahwa BPBD dan satuan kerja lainnya, termasuk TNI dan Polri, sudah memetakan titik-titik lokasi yang rawan bencana. Ia juga berharap cuaca dapat mendukung agar pelaksanaan Pilkada berjalan tanpa kendala.

“Mudah-mudahan dalam dua hari ini tidak ada kendala apapun, hujan reda, sehingga pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bandung dan seluruh Indonesia dapat berjalan lancar,” imbuh Bupati.

Selain itu, Bupati juga menyikapi peristiwa tanggul sungai yang jebol di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, pada Minggu (24/11/2024), yang menyebabkan kerusakan pada permukiman warga. Bupati menjelaskan bahwa jebolnya tanggul disebabkan oleh adanya jembatan yang membatasi aliran sungai.

“Setelah saya kunjungi, ternyata tanggul sungai jebol karena ada jembatan di bawah aliran air sungai. Saya prediksi tanggul tersebut tidak bisa menahan aliran air. Solusi yang kita lakukan adalah dengan melakukan assessment terhadap rumah-rumah yang terdampak dan memberikan bantuan perbaikan,” jelas Bupati Dadang.

Kedepannya, Bupati Dadang memastikan pemerintah akan menganggarkan pembangunan jembatan yang disesuaikan dengan ketinggian aliran sungai untuk mencegah jebolnya tanggul kembali.

“Pemerintah akan menganggarkan pembangunan jembatan sesuai dengan ketinggian level sungai, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Saya mohon kerjasama warga, untuk tidak memaksakan pembangunan jembatan yang tidak sesuai dengan kondisi alam,” tambahnya.

Bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah berdiskusi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum mengenai urusan jembatan. Pemerintah daerah akan menganggarkan perbaikan jembatan dan tanggul pada tahun 2025.

“Jembatan adalah urusan pemerintah daerah, dan kami akan anggarkan untuk perbaikan. Kami tidak ingin setiap kejadian mengakibatkan tanggul jebol dan dampaknya kembali dirasakan oleh warga,” ujar Bupati.

Bupati juga mengingatkan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan warga untuk memastikan infrastruktur yang dibangun dapat bertahan dan mengurangi risiko bencana di masa depan.