Gaya Hidup

Ayam Penyet: Lezatnya Tradisi yang Dipenyet dengan Cinta

Suatu hari di Bulan September 2025 dimana cuaca tidak begitu terik bahkan cenderung sejuk, aroma menggoda tercium dari sebuah rumah makan di salah satu sudut food court The Kings Shopping Centre di Kota Bandung.

D’Penyetz, begitu nama tempatnya. Di tengah hiruk-pikuk kota, tempat ini menyajikan sesuatu yang akrab, sederhana, namun selalu berhasil mengundang selera: Ayam Penyet.

Namun, tahukah Anda dari mana makanan ini berasal? Dan apa yang sebenarnya membuatnya begitu digemari di seluruh penjuru Indonesia?

 

Asal Usul Ayam Penyet

Ayam Penyet berasal dari daerah Jawa Timur, tepatnya dikenal luas dari kota Surabaya. Dalam bahasa Jawa, “penyet” berarti “ditekan” atau “dilumatkan”. Ayam goreng yang telah digoreng renyah, kemudian dipenyet atau ditekan di atas sambal, membuat bumbu dan rasa meresap lebih dalam. Inilah ciri khas utamanya: ayam goreng yang dihancurkan di atas sambal pedas.

 

Beda Ayam Penyet Jawa dan Sunda

Meski berasal dari Jawa Timur, ayam penyet kemudian menyebar ke berbagai daerah—dan seperti halnya budaya kuliner lainnya di Indonesia, setiap daerah memberikan sentuhannya sendiri.

 

Ayam Penyet Jawa Timur (Asli):

Bumbu ayam menggunakan ungkep kuning dengan rempah khas seperti lengkuas, ketumbar, dan kunyit.

Sambalnya cenderung sangat pedas, berbasis sambal terasi, dengan rasa yang kuat, tajam, dan sedikit manis.

 

Ayam Penyet Sunda (Versi Jawa Barat):

Cita rasa cenderung lebih ringan, lebih segar.

Sambalnya bisa berbasis sambal dadak (sambal yang diulek langsung saat dipesan), tanpa terasi, lebih banyak tomat.

Kadang, disajikan dengan lalapan khas Sunda seperti kemangi, leunca, dan mentimun.

 

Ayam Penyet Kekinian (Versi Restoran Modern seperti D’Penyetz):

Variasi sambal beragam: sambal ijo, sambal bawang, bahkan sambal matah.

Penyajian lebih modern dan cepat saji, namun tetap mempertahankan inti rasa.

 

Apa yang Membuat Ayam Penyet Populer?

Jawabannya mungkin bukan hanya satu. Tapi ada beberapa faktor utama:

 

Sambal yang jadi Bintang

Orang Indonesia sangat mencintai sambal. Dalam ayam penyet, sambal bukan sekadar pelengkap, melainkan tokoh utama. Rasa pedasnya menggoda, dan setiap restoran punya resep rahasia sendiri.

 

Tekstur Ayam yang Unik

Setelah digoreng, ayamnya dipenyet sehingga jadi lebih lembut, namun tetap garing di luar. Ini menciptakan pengalaman makan yang berbeda dari ayam goreng biasa.

 

Nasi yang Pulen dan Hangat

Ayam penyet biasanya disajikan dengan nasi putih pulen, dari jenis beras lokal yang wangi. Di beberapa tempat, seperti di D’Penyetz, pengunjung bisa minta tambah nasi sepuasnya.

 

Harga Terjangkau dan Mengenyangkan

Dengan harga yang relatif ramah di kantong, satu porsi ayam penyet sudah cukup membuat perut kenyang dan hati senang.

D’Penyetz: Ayam Penyet yang Naik Kelas di Bandung

Salah satu tempat yang kini menjadi favorit pecinta ayam penyet di Bandung adalah D’Penyetz. Dengan konsep semi-restoran cepat saji, D’Penyetz menyajikan berbagai varian ayam penyet—dari sambal ijo, sambal matah, hingga sambal super pedas.

Interior yang nyaman, pelayanan cepat, dan menu yang konsisten menjadikan D’Penyetz bukan hanya tempat makan, tapi juga tempat berkumpul.

 

Lebih dari Sekadar Makanan

Ayam Penyet bukan hanya sekadar sajian di atas piring. Ia adalah perpaduan budaya, rasa, dan kebiasaan makan masyarakat Indonesia. Dari warung tenda hingga restoran ternama, dari desa hingga pusat kota—ayam penyet telah menjadi bagian dari identitas kuliner Nusantara.

Dan siapa sangka, dari sebuah teknik sederhana “menyet” ayam di atas sambal, lahirlah satu ikon kuliner yang kini mendunia.

 

Menikamti Hidangan

Jadi, lain kali Anda menyantap ayam penyet, jangan buru-buru. Rasakan bumbunya, hirup aroma sambalnya, dan ingat bahwa di balik setiap gigitan, ada cerita panjang tentang budaya, rasa, dan kecintaan orang Indonesia terhadap makanan.

Selamat menikmati. Pedasnya mungkin membakar lidah, tapi hangatnya akan tinggal di hati.

Editor

Recent Posts

Misteri Kecelakaan Atlet Muda Bulutangkis Indramayu Diusut Polisi

SATUJABAR, INDRAMAYU--Kematian atlet muda bulutangkis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Ainun Al Munawar akibat kecelalalan lalu-lintas,…

1 jam ago

Update Kejadian & Penanganan Bencana oleh BNPB Selasa 28 Oktober 2025

SATUJABAR, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemantauan kejadian bencana yang terjadi di…

2 jam ago

Turun! Harga Emas Selasa 28/10/2025 Rp 2.282.000 Per Gram

SATUJABAR, BANDUNG – Harga emas Antam Selasa 28/10/2025 dikutip dari situs logammulia.com dijual Rp 2.282.000…

7 jam ago

Sukabumi Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 626 KK Terdampak

SATUJABAR, SUKABUMI--Musibah banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setelah diguyur hujan…

7 jam ago

Rekomendasi Saham Selasa (28/10/2025) Emiten Jawa Barat

SATUJABAR, BANDUNG – Rekomendasi saham Selasa (28/10/2025) emiten Jawa Barat. Berikut harga saham perusahaan go…

10 jam ago

Wamen ESDM: PLTN Jadi Opsi Strategis Transisi Energi

SATUJABAR, JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat langkah menuju Net Zero Emission 2060 melalui berbagai sumber…

11 jam ago

This website uses cookies.